Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons AS, Inggris, dan Ukraina setelah Dituding Berada di Balik Serangan Teroris di Moskow

FSB Rusia mengatakan AS, Inggris, dan Ukraina bisa saja berada di balik serangan di Moskow.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Respons AS, Inggris, dan Ukraina setelah Dituding Berada di Balik Serangan Teroris di Moskow
STRINGER / AFP
Pemandangan yang menunjukkan gedung konser Balai Kota Crocus yang terbakar setelah insiden penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, pada 22 Maret 2024. 

TRIBUNNEWS.COM – Kepala Dinas Keamanan Rusia (FSB), Alexander Bortnikov, mengatakan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Ukraina bisa jadi berada di balik serangan teroris di Moskow pada hari Jumat pekan lalu.

Bortnikov berujar bahwa pihak berwenang kini sedang menyelidiki identitas semua orang, baik di Rusia maupun di luar Rusia, yang diduga terlibat dalam serangan itu.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan keterlibatan AS, Inggris, dan Ukraina, Bortnikov mengatakan kemungkinan itu tetap ada.

“Kami berpikir bahwa memang begitulah. Dalam kasus apa pun, kami sekarang membicarakan informasi yang kami punya. Ini informasi umum, tetapi mereka (para penyelidik) juga memiliki hasil yang nyata,” katanya kepada awak media pada hari Selasa, (26/3/2024), dikutip dari Russia Today.

Pernyataan Bortnikov itu dilontarkan setelah ada rapat di Kantor Kejaksaan Umum Rusia.

Kepala FSB itu berujar kepada wartawan bahwa dinas intelijen bakal melakukan apa pun yang diperlukan agar bisa mengidentifikasi pengatur dan pendukung serangan yang menewaskan ratusan orang itu.

Mirip dengan Bortnikov, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengaitkan serangan teroris itu dengan Ukraina kendati juga mengakui bahwa tersangka adalah “islamis radikal”.

Berita Rekomendasi

Adapun ISIS telah mengklaim berada di balik serangan tersebut. Intelijen AS juga menyebut mengklaim ISIS memang menjadi dalangnya.

Bortnikov menduga agen mata-mata Barat bisa saja terlibat dalam serangan teror paling mematikan di Rusia dalam dua dasawarsa itu.

Meski demikian, dia mengaku telah menerima peringatan dari AS mengenai potensi serangan.

“Kami meyakini para islamis radikal menyiapkan aksi itu, sementara dinas khusus Barat membantunya  dan dinas khusus Ukirana memiliki keterlibatan langsung di dalamnya,” ucap Bortnikov dikutip dari Euro News.

Baca juga: Tersangka ke-8 dalam Serangan Teror di Moskow Hadiri Sidang di Rusia

Dia kemudian mengulangi pernyataan Putin bahwa empat pelaku penembakan di Moskow berusaha melarikan diri ketika akan ditangkap. Hal itu, kata dia, adalah bukti dugaan keterlibatan Ukraina.

Sementara itu, Presiden Belarusia Alexander Lukhasenko pada hari Selasa kemarin mengatakan para pelaku kabur ke arah Ukraina lantaran mereka khawatir akan adanya kontrol ketat di perbatasan Belarusia.

Ukraina disebut banyak terlibat

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan ada banyak indikasi keterlibatan Ukraina.

Hal itu disampaikannya ketika ditanya apakah serangan itu dilakukan ISIS atau Ukraina.

“Tentu saja Ukraina,” kata Patrushev ketika diwawancarai SHOT, dikutip dari kantor berita Reuters.

Tanggapan Ukraina, Inggris, AS

Mykhailo Podolyak yang menjadi ajudan Presiden Ukraina membantah klaim Rusia di atas dan menyebutnya sebagai kebohongan.

“Kebohongan-kebohongan ini secara resmi disebarkan oleh Patrushev, dan setelah itu oleh Kepala FSB Bortnikov,” kata Podolyak.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron turut membantah semua tuduhan Rusia itu.

“Klaim dari Rusia mengenai Barat dan Ukraina dalam hal serangan di Balai Kota Crocus sepenuhnya tak masuk akal,” kata Cameron di media sosial X.

“Kami mendukung pernytaan AS yang menjelaskan bahwa Daesh (ISIS) bertangguh jawab sepenuhnya atas serangan ini,” katanya menambahkan.

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson berujar bahwa AS pada awal bulan ini sudah membagikan informasi intelijen mengenai rencana serangan di Moskow.

Sebelumnya, John Kirby yang menjabat sebagai Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis turut membantah klaim dari Rusia bahwa Ukraina terlibat.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas