Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rapat di Washington Terkait Rafah, Menhan Israel Yoav Gallant Dapat Kata-Kata Kasar Terhadap Israel

pada rapat dengan pihak AS tersebut, Gallant dilaporkan justru menerima kata-kata kasar terhadap Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Rapat di Washington Terkait Rafah, Menhan Israel Yoav Gallant Dapat Kata-Kata Kasar Terhadap Israel
khaberni/HO
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dilaporkan menerima kata-kata kasar terhadap negaranya saat rapat dengan pihak AS terkait rencana penyerbuan Kota Rafah. 

Rapat di Washington, Menhan Israel Yoav Gallant Dapat Kata-Kata Kasar Soal Israel

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan singkat dari surat kabar Yedioth Ahronoth, Jumat (29/3/2024), menyebutkan kalau Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menerima kata-kata kasar terhadap Israel dalam pertemuannya dengan pihak Amerika Serikat (AS) di Washington selama pekan ini.

Gallant diketahui datang ke AS untuk membahas seputar langkah operasional invasi militer darat ke Rafah, kota yang disebut-sebut Israel sebagai benteng terakhir gerakan pembebasan Palestina, Hamas.

Baca juga: Netanyahu: Jika IDF Tak Serbu Rafah, Berarti Israel Kalah Perang Lawan Hamas

"Menteri Pertahanan (Yoav) Galant sedang mengoordinasikan operasi militer di Rafah dengan rekan-rekannya di Washington," tulis laporan Channel 12 Israel.

Di saat Gallant melakukan rapat dengan pihak AS, Israel dilaporkan sudah menyiapkan langkah-langkah taktis penyerbuan Rafah sebagai antisipasi gagalnya negosiasi pertukaran dengan Hamas yang sedang berlangsung.

Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas

Namun, pada rapat dengan pihak AS tersebut, Gallant dilaporkan justru menerima kata-kata kasar terhadap Israel, khaberni melaporkan.

Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya.   (AFP/str)
Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya. (AFP/str) (AFP/AFP)

AS: Penyerbuan Rafah Adalah Kesalahan

AS memang menentang rencana penyerbuan Israel ke Rafah.

BERITA REKOMENDASI

John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 pada Rabu malam menegaskan kembali penolakan Amerika Serikat terhadap operasi militer Israel di kota Rafah yang padat dengan pengungsi.

Dia berkata, “Kami percaya bahwa melakukan operasi darat skala besar di Rafah adalah sebuah kesalahan.”

Dia menambahkan, “Kami tidak bisa mendukung serangan darat besar-besaran di Rafah tanpa rencana yang dapat diverifikasi dan dicapai untuk menjamin keselamatan 1,5 juta warga Gaza yang mengungsi di sana akibat operasi di utara, Khan Yunis, dan sebelumnya. di Kota Gaza."

Mengenai peringatan tentang “konsekuensi” operasi militer di Rafah yang ditegaskan oleh Kamala Harris, Wakil Presiden AS, Kirby mengatakan, “Seperti yang juga disampaikan Wakil Presiden, saya tidak akan berspekulasi atau terlibat dalam skenario virtual di sini. Kami yakin bahwa ada cara lain untuk mengejar Hamas di Rafah, sementara Israel sekali lagi mempunyai hak untuk melakukan hal tersebut, namun dengan cara yang tidak membahayakan orang-orang tersebut, para pengungsi.”

Pada hari Minggu lalu, Harris mengatakan dalam sebuah wawancara dengan ABC News kalau dia tidak mengenyampingkan “konsekuensi bagi Israel jika mereka melanjutkan serangan militernya ke Rafah.”

Dia menambahkan, "Kami sudah jelas dalam berbagai pembicaraan dan dalam segala hal bahwa operasi militer besar-besaran di Rafah akan menjadi kesalahan serius."

Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, telah meminta Israel untuk tidak melakukan tindakan militer apa pun di Rafah tanpa memastikan evakuasi yang aman bagi lebih dari satu juta warga sipil Palestina.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas