Tentara Israel Lagi-lagi Tewas Kena Jebakan Brigade Al-Qassam, Masuk Ruangan Langsung Meledak
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, membuat jebakan untuk tentara Israel. Di mana pasang peledak di sebuah rumah, hingga tewaskan IDF.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Lagi-lagi tentara Israel menjadi korban jiwa, usai masuk jebakan Hamas, di Khan Younis.
Menurut laporan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, para pejuangnya memasang jebakan berupa bahan peledak di sebuah rumah yang telah ditargetkan.
Lantas saat tentara Israel masuk, terjadi ledakan, hingga korban berjatuhan.
Jebakan itu, menimbulkan korban jiwa dari pihak Israel yang kemudian dievakuasi dengan helikopter Israel.
Dalam laporan lain, Brigade Qassam menargetkan tank dan tentara Israel di Gaza tengah dan selatan, mengutip Al Jazeera.
Sayap bersenjata Hamas itu juga mengatakan pihaknya menyerang militer Israel di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza di tengah pertempuran darat yang intens.
Sementara di lingkungan Tal al-Hawa, yang terletak di selatan Kota Gaza di bagian tengah daerah kantong yang terkepung, Al-Qassam mengatakan mereka menggunakan granat berpeluncur roket Yassin-105 untuk menargetkan dua tank Merkava.
Di al-Qarara, utara Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Hamas mengatakan pihaknya menyerang tank lain bersama dengan buldoser lapis baja D9.
PBB: Ada Bukti Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata
PBB menyebut bahwa situasi di Gaza, di tengah invasi Israel bisa menjadi sebuah kejahatan perang.
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk menyebut bahwa Israel harus disalahkan secara signifikan atas situasi di Gaza.
Baca juga: Keras Kepala, Netanyahu Sebut Warga Rafah Cukup Pindah Saja Bersama Tenda saat Israel Menyerang
Dirinya juga mengatakan ada bukti yang masuk akal Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata.
“Kebrutalan serangan Israel dan metode peperangannya, menimbulkan pertanyaan tentang proporsionalitas tanggapannya,” tambah pejabat PBB itu.
Dia menekankan bahwa Israel yang saat ini kuat pendudukannya di wilayah Palestina, memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza.
“Dan jika bantuan kemanusiaan tidak datang, dalam skala, kecepatan, dan prediktabilitas yang diperlukan, ya, maka akan timbul pertanyaan yang sangat serius,” kata Turk, mengutip Anadolu Agency.