Perdana Menteri Lebanon Mengutuk Serangan Terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Selatan
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati pada hari Sabtu mengutuk serangan terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Penulis: Muhammad Barir
Sumber keamanan mengkonfirmasi kepada Al Mayadeen tentang serangan terhadap patroli UNIFIL, yang terjadi di Lembah Qatmoun, di pinggiran Rmeish, di Lebanon Selatan.
Serangan terhadap pengamat internasional terjadi setelah mereka keluar dari kendaraan yang dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai kendaraan PBB karena adanya tanda yang besar.
Para pengamat memantau garis penarikan Israel pada tahun 2000, yang juga dikenal sebagai Garis Biru.
UNIFIL kemudian mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa tiga pengamat internasional dan satu penerjemah terluka akibat serangan itu, dan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki asal muasal ledakan tersebut.
Dua sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa para pengamat terluka dalam serangan Israel namun komando militer pendudukan Israel membantah menyerang daerah tersebut.
Sebelumnya, pada 25 November 2023, patroli UNIFIL juga menjadi sasaran pasukan pendudukan Israel di dekat kota Aitaroun.
Hizbullah menargetkan situs Israel dengan roket Burkan kaliber besar.
Dalam konteks terkait, Perlawanan Islam di Lebanon – Hizbullah melakukan berbagai operasi pada Sabtu subuh dan pagi.
Awalnya, kelompok tersebut menindaklanjuti 10 operasi yang telah mereka lakukan pada hari Jumat, menargetkan pasukan infanteri dan lapis baja yang dimobilisasi di lokasi militer al-Malikiyah, dan mengkonfirmasi adanya korban di antara anggota pasukan yang ditargetkan, pada pukul 1:20 pagi (waktu setempat).
Kemudian, pada hari Sabtu pagi, pukul 08.00, pejuang Hizbullah menargetkan Barak "Ramim" dengan roket Burkan kaliber besar, dan langsung mengenai sasaran tersebut.
(Sumber: Middle East Monitor, The Cradle, almayadeen)