Perdana Menteri Lebanon Mengutuk Serangan Terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Selatan
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati pada hari Sabtu mengutuk serangan terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Penulis: Muhammad Barir
Sebelumnya pada hari Sabtu, setidaknya satu warga sipil dan tiga tentara dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka dalam serangan Israel yang menargetkan kendaraan mereka di selatan negara itu, menurut laporan media.
UNIFIL menyatakan keprihatinannya “atas meningkatnya kekerasan di Jalur Biru saat ini.
Tentara Israel membantah bahwa mereka menargetkan kendaraan UNIFIL di wilayah Rmeish di Lebanon selatan.
Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada tahun 2006.
Panglima Perang Israel Ancam Perluas Front di Utara
Drone Israel mengebom patroli PBB di Lebanon ketika panglima perang mengancam untuk 'memperluas' front di utara.
Tel Aviv mengatakan rencana untuk 'secara aktif mengejar Hizbullah' di seluruh Lebanon disampaikan kepada pihak berwenang AS, yang secara terbuka menolak perluasan perang.
Serangan pesawat tak berawak Israel menargetkan patroli Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di dekat kota perbatasan Rmeish pada tanggal 30 Maret, menyebabkan beberapa orang terluka.
Menurut sumber keamanan yang berbicara dengan Reuters, kendaraan yang menjadi sasaran membawa tiga pengamat teknis PBB dan satu penerjemah Lebanon.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee membantah bahwa Tel Aviv berada di balik serangan itu.
Serangan terhadap UNIFIL terjadi kurang dari sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan dia telah memerintahkan pasukan di utara untuk memperluas serangan melawan Hizbullah di Lebanon.
“Kami beralih dari pasif menjadi aktif mengejar Hizbullah. Dimanapun Hizbullah berada, kami akan mencapainya. Hal ini berlaku di kota-kota seperti Beirut, Baalbek, Tyre, Sidon, Nabatieh, termasuk tempat-tempat yang lebih jauh seperti Damaskus dan sekitarnya – di mana pun kami perlu bertindak, kami akan bertindak,” kata Gallant saat berkunjung ke komando utara militer di Safed.
“Di mana pun kami perlu bertindak, kami akan bertindak,” tegas panglima perang Israel tersebut, seraya menambahkan bahwa ia telah menyampaikan keputusan ini kepada para perencana AS selama kunjungannya ke Washington awal pekan ini.
Komentarnya dibuat setelah serangan brutal di Suriah utara yang menyebabkan pesawat tempur Israel menewaskan lebih dari 40 orang.
Serangan ini bertepatan dengan serangan yang dilakukan kelompok militan ekstremis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) – yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra – terhadap tentara Suriah.