Tak Tahan Dikritik Publik, Juru Bicara Pemerintah Israel Mengundurkan Diri, Begini Biodatanya di X
Juru bicara pemerintah Israel mengundurkan diri di tengah perselisihan mengenai kritik publik Inggris.
Penulis: Muhammad Barir
Tak Tahan Dikritik Publik, Juru Bicara Pemerintah Israel Mengundurkan Diri, Begini Biodatanya di X
TRIBUNNEWS.COM- Juru bicara pemerintah Israel mengundurkan diri di tengah perselisihan mengenai kritik publik Inggris.
Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy mengundurkan diri pada hari Minggu di tengah perselisihan atas kritik publiknya terhadap Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, kantor berita Anadolu melaporkan.
Pengunduran dirinya terjadi tiga minggu setelah ia diskors menyusul keluhan dari Kementerian Luar Negeri Inggris mengenai tweet yang berisi tanggapannya terhadap pernyataan Cameron tentang bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Di akun X-nya, Levy mengubah biodatanya menjadi “Mantan Juru Bicara Pemerintah Israel.”
“Anda tidak perlu menjadi juru bicara untuk berbicara mewakili Israel,” katanya.
Pada tanggal 8 Maret, Cameron berkata: “Kami terus mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak truk masuk ke Gaza sebagai cara tercepat untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.”
Juru bicara Israel menanggapi X dengan mengatakan:
“Saya harap Anda (Menteri Inggris Cameron) juga menyadari bahwa TIDAK ada batasan untuk masuknya makanan, air, obat-obatan, atau peralatan perlindungan ke Gaza, dan faktanya penyeberangan memiliki kapasitas yang BERLEBIHAN. ”
“Uji kami. Kirim 100 truk lagi setiap hari ke Kerem Shalom dan kami akan mengirimkannya,” tambah Levy.
Dalam sebuah wawancara dengan The Times of Israel pada hari Minggu, Levy mengatakan dia merasa “sulit untuk percaya bahwa penangguhannya benar-benar karena tweet David Cameron karena saya men-tweet kebijakan dan fakta pemerintah.”
“Saya benar-benar berpikir bahwa salah satu pelajaran yang harus dipetik untuk perang berikutnya – ya Tuhan, tidak akan ada perang berikutnya – adalah meningkatkan respons kita terhadap komunikasi krisis.”
(Sumber: Middle East Monitor)