Joe Biden Marah usai Israel Bunuh 7 Pekerja Kemanusiaan, Sebelumnya Netanyahu Malah Berdalih
7 pekerja kemanusiaan tewas di Gaza, hal ini membuat Presiden AS Joe Biden marah dan patah hati. Sebelumnya Netanyahu Malah Berdalih
Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akui marah dan patah hati usai Israel bunuh 7 pekerja kemanusian di Gaza.
Para pekerja kemanusiaan tersebut tergabung dalam kelompok bantuan World Central Kitchen (WCK).
Mereka tewas setelah serangan udara Israel, serangan itu dicap sebagai 'serangan yang ditargetkan'.
Diketahui dari 7 pekerja yang tewas, di antaranya ada warga AS.
"Saya marah dan patah hati atas kematian tujuh pekerja kemanusiaan dari World Central Kitchen, termasuk seorang warga Amerika, di Gaza kemarin."
"Kejadian seperti kemarin tidak boleh terjadi," tulisnya dalam cuitan di akun X.
Namun, mengutiip Al Jazeera, Biden tidak memberikan kecaman langsung dan mengatakan Israel belum berbuat cukup untuk melindungi pekerja bantuan yang beroperasi di Gaza, atau warga sipil.
Hingga kini hampir 33.000 warga Palestina tewas dalam perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 dan hampir 75.500 orang terluka.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan sebelumnya bahwa pembunuhan tujuh staf WCK oleh Israel menjadikan jumlah pekerja bantuan yang terbunuh di Gaza sejak Oktober menjadi 196 – termasuk lebih dari 175 anggota PBB.
"Jumlah korban tewas tidak masuk akal," kata Guterres.
Dalih Netanyahu soal 7 Paramedis Tewas Diserang Tentara Israel: Serangan Tidak Disengaja
Baca juga: Israel Mengakui Telah Membunuh Tujuh Relawan World Central Kitchen, Begini Kata Benjamin Netanyahu
Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berdalih bahwa serangan Israel yang tewaskan 7 paramedis atau pekerja bantuan di Gaza tidak disengaja.
Diketahui 7 pekerja tersebut tewas akibat serangan udara tentara Israel.
6 di antaranya merupakan warga negara asing.
Netanyahu pun menggambarkan serangan maut itu merupakan tindakan yang tidak disengaja tapi juga tragis.
“Hal-hal ini terjadi di masa perang,” ujar Netanyahu, mengutip Al Jazeera, Selasa (2/4/2024).
Netanyahu juga menyebut bahwa saat ini tengah dilakukan penyelidikan terkait serangan tersebut.
Sebelumnya, juru bicara Israel Daniel Hagari menyatakan kesedihan atas serangan tersebut dan mengatakan militer Israel akan menyelidikinya dengan hati-hati.
Namun tanpa secara langsung mengambil tanggung jawab.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)