Iran Kini Disebut Menang Perang Lawan Israel, Ini 4 Hal yang Untungkan Negeri Mullah
Dua pakar politik mengatakan Iran 'sedang memenangkan perang' melawan Israel.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Meski masih ada harapan dari sejumlah orang Israel dan AS, normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi barangkali telah “mati”.
Abraham Accord atau perjanjian Accord yang dianggap oleh banyak orang di Israel dan AS sebagai syarat diterimanya Israel oleh kalangan Islam tampak tidak penting saat ini.
Penguasa negara-negara Arab selalu berhati-hati agar tidak menyimpang jauh dari opini populer mengenai isu sensitif. Adapun persoalan Israel selalu menjadi hal yang sensitif.
Bagi Uni Emirat Arab yang senang berdagang dengan Zionis dan Iran, keuntungan dari Israel sangat berarti.
Namun, bagi Arab Saudi yang sangat terikat oleh identitas Islam, keuntungan normalisasi hubungan dengan Israel kurang diketahui atau kurang jelas.
3. Keteguhan Poros Perlawanan
Poros perlawanan yang dipimpin Iran terbukti sangat teguh.
Baca juga: Iran Vs Israel: Memahami Strategi Bangsa Persia Merebus Katak: Perlahan dan Sistematis
Perang Israel-Lebanon tahun 2006 mungkin telah mengurangi kekuatan pemimpin Hizbullah bernama Hassna Nasrallah.
Namun, perang itu hanya menimbulkan kerusakan kecil pada Hizbullah.
Pembunuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap para pejabat senior Iran juga hanya berdampak kecil.
Tewasnya Reza Zahedi barangkali hanya merusak strategi rezim ulama di kawasan itu.
Adapun saat ini Hizbullah memiliki lebih banyak rudal daripada pada tahun 2006. Rudal-rudal itu lebih mematikan.
Diperkirakan kelompok itu memiliki 150.000 rudal. Jumlah itu mungkin terlalu banyak untuk ditangani Israel.
Jika perang berskala penuh, Hizbullah mungkin sudah bisa mengepung ibu kota Israel sebelum Israel bisa menghancurkan lokasi peluncuran.
Sementara itu, di Suriah terdapat rudal jarak jauh. Militer Israel bisa kewalahan.