Komandan Garda Revolusi: Iran Tidak akan Buru-buru Balas Serangan Israel di Konsulat Damaskus
Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran mengatakan tidak akan terburu-buru membalas Israel atas serangan di gedung Konsulat Damaskus.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
“Tidak ada tindakan musuh terhadap Republik Islam suci yang tidak terjawab,” kata Salami kepada massa yang berkumpul di Teheran, Reuters melaporkan.
“Runtuhnya (rezim Israel) sangat mungkin terjadi dan sudah dekat,” ucap Salami, dikutip dari Arab News.
Salami menambahkan, bahwa AS “sangat dibenci oleh dunia", ia pun mengkritik Gedung Putih karena mendukung rezim Zionis dan mengutuk tindakan Israel di Gaza.
Ia meramalkan kejatuhan pemerintahan Israel yang tak terelakkan, dan menyatakan bahwa bantuan AS hanya memperpanjang keberadaannya, dikutip dari Al Manar English.
Israel sering melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran dan pasukan militer Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
Teheran lebih sering bungkam dan menahan diri untuk tidak memberikan komentar publik terhadap serangan seperti itu.
Namun, New York Times mengutip empat pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengakui tanggung jawab Israel atas serangan itu.
Iran, sekutu setia Presiden Bashar al-Assad, telah terlibat aktif dalam konflik Suriah sejak pecah pada tahun 2011, membangun kehadiran militer di negara tersebut untuk mendukung rezim Suriah.
Serangan di Damaskus terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Pada hari Minggu (7/4/2024), penasihat senior Khamenei, Yahya Rahim Safavi memperingatkan bahwa tidak ada lagi Kedutaan Israel yang aman.
Sepekan setelah serangan di Damaskus, Menteri Luar Negeri Iran meresmikan konsulat baru di Ibu Kota Suriah pada Senin (8/4/2024), The New Arab melaporkan.
Seorang koresponden AFP yang meliput pada peresmian tersebut mengatakan, konsulat baru itu terletak tidak jauh dari gedung yang hancur akibat serangan di kawasan kelas atas Mazzeh.
Kawasan itu juga menampung kedutaan asing dan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)