Rusia Kirim Senjata dan Pasukan Berpengalaman ke Niger Juga Pasang Sistem Pertahanan Udara
Selain ratusan instruktur militer, Moskow juga mengirim ratusan senjata, yang diklaim sebagai alat untuk membantu pelatihan kontra-terorisme
Editor: Hendra Gunawan
Paris menarik seluruh tentaranya dari Niger pada Desember 2024 setelah diusir oleh pemerintahan transisi Niger. Prancis dituding melakukan campur tangan internal.
Namun demikian masih ada pasukan Barat yang masih bercokol yaitu Amerika Serikat. Meski kerjasama Niamey dengan Washington telah putus, namun AS masih menempatkan 1.000 pasukannya di negara yang terkurung daratan tersebut.
Keberadaan Wagner
Meski Rusia mengklaim tidak mengirim pasukannya aktif secara langsung dalam pengamanan di Niger, namun bukan berarti tak ada kekuatan Rusia di situ.
Tentara bayaran asal Rusia, Wagner dipastikan ada di negara itu. Jumlahnya belum diketahui pasti, tapi diyakini mencapai ribuan orang.
Bahkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sempat menuding Wagner memanfaatkan kesempatan dalam krisis di negara miskin yang dipercaya kaya akan sumber daya mineral dan energi tersebut.
Geopolitical Monitor beberapa waktu lalu menuliskan, pasukan tentara bayaran tersebut telah dikerahkan sejak kudeta menjatuhkan Presiden Mohamed Bazoum di akhir Juli 2023.
Jenderal Abdourahamane Tchiani sebagai pemimpin sementara dikabarkan oleh media-media Barat telah memanggil Wagner melalui negara tetangganya, Mali.
Perlu diketahui Wagner telah beberapa tahun berada di Mali untuk kepentingan pengamanan negara.
Barat menuding Yevgeny Prigozhin saat masih hidup memanfaatkan sentimen anti-Prancis yang berkembang di negara tersebut untuk masuk ke Niger.