Euro-Med: Ada 140 Kuburan Massal di Gaza, Israel Lakukan Pengusiran Paksa Terbesar dalam Sejarah
Euro-Mediterania menunjukkan, Israel menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Euro-Med: Ada 140 Kuburan Massal di Gaza, Israel Lakukan Pengusiran Paksa Terbesar dalam Sejarah
TRIBUNNEWS.COM - Observatorium Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania menggambarkan dampak perang Gaza yang dilancarkan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza selama 200 hari sebagai hal yang “mengerikan,”.
Lembaga tersebut mengonfirmasi laporan kalau ada lebih dari 140 kuburan massal, acak, atau sementara di Jalur Gaza.
Baca juga: Houthi Naik Darah Lihat Arab Diam Saat Israel Koleksi Kuburan Massal di Gaza, Serangan Diperluas
Dalam sebuah pernyataan, Rabu (24/4/2024) Observatorium tersebut juga menyinggung “kegagalan dunia internasional yang memalukan dalam mewajibkan Israel untuk mematuhi aturan hukum kemanusiaan internasional dan perintah Mahkamah Internasional,”.
Euro-Mediterania menekankan kalau kondisi Jalur Gaza “hampir tidak dapat ditinggali” sebagai akibat dari kehancuran besar-besaran yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap rumah-rumah dan infrastruktur, yang berdampak pada lebih dari 60 persen bangunan di Jalur Gaza.”
Euro-Mediterania menunjukkan, Israel menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza.
Selain itu, Israel juga melakukan operasi penghancuran dengan buldoser dan menghancurkan semua bangunan di kedalaman hingga satu kilometer di timur dan utara Jalur Gaza dengan tujuan membangun zona penyangga.
“Israel melakukan operasi pemindahan paksa terbesar dan terluas dalam sejarah modern, ketika memaksa dua juta warga Palestina, dengan perintah evakuasi militer dan di bawah beban pemboman dan pembunuhan, untuk mengungsi dan tinggal di tempat penampungan dan tenda, dengan lebih dari separuhnya terkonsentrasi di kota perbatasan Rafah, yang sedang dibom dan diancam,” menurut pernyataan tersebut.
Hancurkan 4 Ribu Embrio Bayi Tabung
Sebuah ledakan tunggal akibat serangan Israel pada bulan Desember lalu, menghancurkan lebih dari 5.000 spesimen di klinik IVF (bayi tabung) terbesar dan tertua di Gaza, dilansir ABC News.
Diperkirakan 4.000 embrio dan 1.000 spesimen sperma dan sel telur yang belum dibuahi yang disimpan di pusat Al Basma di Kota Gaza telah hilang, kata Dr. Bahaeldeen Ghalayini, pendiri dan direktur klinik tersebut.
Spesimen yang hilang di antaranya adalah embrio milik Najwa Abu Hamada yang berusia 45 tahun.
“Najwa datang ke klinik kami pada tahun 2022. Dia kehilangan putranya yang berusia 19 tahun, Khalil, akibat pemboman di dekat rumah mereka di kamp pengungsi Jabalia. Dia adalah anak satu-satunya dan lahir setelah banyak upaya IVF yang gagal,” kata Dr. Ghalayini.
"Dia sangat terpukul. Kami melakukan dua operasi gratis untuknya, kami membekukan embrionya."
Najwa mulai mempersiapkan kehamilannya pada tahun 2023 tetapi begitu perang dimulai, klinik tersebut harus menghentikan semuanya.