Rudal Taer Iran Disebut Ambil Bagian saat Pejuang Houthi Jatuhkan Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat
Drone itu tampaknya ditembak jatuh dengan kemungkinan rudal permukaan-ke-udara (SAM) buatan Iran 'Taer-1' / 'Barq-1/2'.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Serangan Houthi telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir karena mereka menjadi sasaran kampanye serangan udara pimpinan AS di Yaman.
Para pejabat Amerika berspekulasi bahwa Houthi mungkin kehabisan senjata sebagai akibat dari kampanye pimpinan Amerika melawan mereka dan setelah terus menerus menembakkan drone dan rudal dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, asumsi ini kembali terbukti salah setelah Houthi merontokkan drone kebanggaan AS tersebut.
Serang kapal AS dan Israel
Rabu lalu, Kelompok Houthi di Yaman kembali menyerang kapal Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Ini adalah serangan pertama Houthi di lautan dalam dua minggu terakhir.
Juru bicara Houthi, Yahya Saree, dalam pesan video menyebut pihaknya telah menyerang kapal kargo Maersk Yorktown di Teluk Aden. Serangan itu juga dikonfirmasi oleh militer AS.
Dalam serangan tersebut, Houthi menggunakan rudal balistik antikapal yang ditembakkan dari wilayahnya.
Kapal itu dilaporkan berbendera AS dan dioperasikan oleh 22 awak. Sebanyak 18 di antaranya adalah warga AS. Sisanya warga Yunani.
“Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan oleh AS, koalisi, atau kapal dagang,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Yunani pada hari Kamis menyebut salah satu kapal militernya dikerahkan untuk melawan Houthi.
Kapal itu bergabung dalam misi angkatan laut Uni Eropa dan mencegat dua pesawat nirawak yang diluncurkan ke arah kapal dagang.
Operasi Perdagangan Laut Inggris (UKMTO) sebelumnya mengonfirmasi adanya serangan di titik yang berjarak 133 km dari selatan Pelabuhan Djibouti di Teluk Aden.
Saree menyebut, Houthi menargetkan satu kapal Israel bernama MSC Veracruz di Samudra Hindia dan melepaskan tembakan ke arah kapal perang AS.
Di sisi lain, militer AS mengeklaim, pihaknya telah berhasil menghancurkan empat pesawat nirawak Houthi dalam waktu 2 jam.