Sama-sama Butuh Tambahan Kekuatan Militer dengan Iran, Armenia Mengaku Siap Jadi Sekutu Dekat
Keinginan tersebut muncul di tengah ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan, yang terlibat dalam konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh
Penulis: Bobby W
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Memanasnya situasi dan kondisi keamanan di Armenia nampaknya mendorong negara tersebut untuk mengeksplorasi opsi untuk meningkatkan kestabilan dengan menggandeng kerja sama militer dengan negara lain.
Adapun negara yang menjadi rujukan kuat untuk memenuhi visi tersebut adalah tetangga mereka yang berbagi perbatasan di bagian barat dan selatan yakni Iran.
Keinginan untuk menjalin kerjasama militer ini pun telah diutarakan oleh seorang anggota Parlemen Armenia yang menekankan perlunya perjanjian dengan Iran untuk mengatasi tantangan keamanan bersama.
Usulan tersebut diwacanakan oleh Anna Grigoryan, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Armenia.
Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran (IRNA) Anna menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA yang diterbitkan pada hari Senin (29/4/2024).
Adapun Anna menilai kerjasama dengan Iran ini diharapkan segera terjadi mengingat situasi Armenia yang mulai memanas dengan negara tetangganya di Azerbaijan.
Laporan terbaru menyatakan bahwa situasi di Yerevan saat ini tengah memanas lantaran tuntutan dari Azerbaijan yang meminta pihak pemerintah Armenia menyerahkan beberapa desa kepada negaranya.
Grigoryan mengatakan langkah tersebut tidak dapat diterima karena Azerbaijan sebelumnya telah merebut beberapa area di wilayah tersebut setelah perang tahun 2020.
Dia memperingatkan bahwa penyerahan desa-desa ini akan efektif menempatkan jalan raya Armenia-Georgia dan pipa gas Rusia ke Armenia di bawah kontrol Azerbaijan.
Karena hal inilah, Anna menilai hubungan kerjasama militer dengan Iran adalah hal yang krusial.
"Armenia berada dalam keadaan perang sehingga saya pikir, selain dari banyak pernyataan yang telah dibuat oleh Iran mengenai pemeliharaan integritas wilayah Armenia, potensi pengembangan hubungan antara kedua negara masih sangat tinggi," ujarnya.
Baca juga: Rudal Taer Iran Disebut Ambil Bagian saat Pejuang Houthi Jatuhkan Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat
Anna mengaku bahwa meskipun Iran telah membuat pernyataan yang kuat dalam mendukung integritas wilayah Armenia, kedua negara saat ini belum memiliki perjanjian militer khusus.
Keinginan Anna tersebut muncul di tengah ketegangan berkelanjutan antara Armenia dan Azerbaijan, yang telah terlibat dalam konflik berkepanjangan atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Perang tahun 2020 antara kedua negara tersebut mengakibatkan ribuan korban dan campur tangan kekuatan global, termasuk Amerika Serikat.
Anna Grigoryan menyatakan kekhawatiran tentang peran pengamat internasional di Armenia, menarik paralel dengan pengalaman Iran di dunia internasional dengan memberikan informasi tentang program nuklirnya kepada layanan intelijen asing.
Anggota parlemen Armenia menyatakan bahwa dia yakin posisi Iran mengenai pemeliharaan batas wilayah regional tidak akan berubah karena masalah ini adalah "garis merah" bagi Iran karena kepentingan nasionalnya sendiri.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)