4 Berita Populer Internasional: Hamas Ingin Gencatan Senjata Permanen - Penyeberangan Erez Dibuka
4 berita populer internasional, di antaranya Hamas menegaskan bahwa gencatan senjata harus permanen.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tentara Israel (IDF) telah membuka satu-satunya terminal menuju ke utara Gaza, yaitu Penyeberangan Perbatasan Erez.
Untuk pertama kalinya, penyeberangan Erez dibuka setelah tujuh bulan ditutup sejak agresi Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Keputusan Israel membuka penyeberangan Gaza ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip dari Roya News.
Blinken menyerukan kepada Netanyahu untuk segera mengizinkan pengiriman bantuan lebih banyak ke Gaza.
Tujuan Blinken adalah agar mendorong ke arah yang lebih baik terkait kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Setelah akses penyeberangan Erez dibuka, konvoi bantuan yang pertama masuk adalah Yordania.
Yordania mengirim 31 truk untuk Gaza melalui penyeberangan Erez.
3. Netanyahu Tumbang Sebelum Israel Invasi Rafah? Ancaman 'Kudeta' AS Mengintai Seperti Yitzhak Shamir
Masa depan politik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut berada di tubir jurang.
Meskipun tidak ditahan secara fisik, Netanyahu telah terbelenggu oleh situasi yang kompleks sejak Operasi Banjir Al-Aqsa tanggal 7 Oktober, ketika kelompok perlawanan Palestina menawan ratusan tentara dan warga sipil sebagai alat tawar-menawar.
Operasi tersebut dan serangan brutal Israel di Gaza telah menjerat Netanyahu dalam sebuah rawa politik dan strategis. Bahkan semakin memperumit posisinya dan melemahkan tujuan perangnya.
Baca juga: Israel Ketakutan Bakal Dimasukkan ke Daftar Hitam PBB Sebagai Negara Pembantai Anak-anak
Secara internasional, citra Israel yang dibangun dengan hati-hati telah memasuki status paria, karena tuduhan “genosida”, “kejahatan perang”, dan “apartheid” tersebar luas di gedung-gedung ibu kota global dan dalam protes massal di jalanan.
Ini adalah bahasa yang menandakan kekalahan strategis bagi Tel Aviv – sama sekali bukan ‘kemenangan militer’ yang dijanjikan Netanyahu kepada konstituen dan sekutunya.
Dalam tulisannya, Kolumnis The Cradle, Khalil Harb, mengatakan, setelah tujuh bulan menggelar kampanye militer di Gaza, prospek Netanyahu mendulang manfaat dari kebijakannya itu semakin jauh dari harapan.