Polisi AS Copot Paksa Jilbab Perempuan Muslim Pro-Palestina, Pengacara: Padahal Korban Sudah Memohon
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) di Arizona mengeluarkan siaran pers merespons aksi polisi memaksa perempuan melepas jilbab mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Daftar Kampus yang "Turun"
Lebih dari 1.000 mahasiswa ditangkap buntut aksi protes pro-Palestina di sejumlah universitas paling bergengsi di Amerika.
Aksi demonstrasi yang meluas ini awalnya dipicu “Perkemahan Solidaritas Gaza” yang diinisiasi oleh Universitas Columbia pada 18 April, yang diikuti sekitar 100 demonstran.
Sejak itu, polisi telah menangkap para demonstran di lebih dari 25 kampus di seluruh negeri.
Di beberapa universitas, mahasiswa yang ditangkap lebih dari 100 orang.
Mengutip NY Post, berikut daftar universitas yang menggelar aksi protes tersebut dan berujung pada penangkapan mahasiswanya.
1. Columbia University
Halaman kampus Columbia di Manhattan sudah ditempati oleh para pengunjuk rasa selama sekitar dua minggu.
Petugas NYPD dipanggil untuk menangkap 108 orang dengan maksud membubarkan perkemahan pada tanggal 18 April.
2. New York University
Sebanyak 120 orang ditangkap di NYU pada tanggal 22 April.
116 pengunjuk rasa menerima surat panggilan karena masuk tanpa izin dan empat orang diberikan surat panggilan ke pengadilan untuk tuduhan termasuk menolak penangkapan.
3. Cal Poly Humboldt
Tiga orang awalnya ditangkap di Cal Poly Humboldt minggu lalu sebelum universitas mengirimkan peringatan terakhirnya kepada mahasiswa untuk membubarkan perkemahan pada tanggal 30 April.
Pada pukul 02.00 pada hari Selasa (30/4/2024), polisi diberi wewenang untuk menggerebek perkemahan tersebut, dan melakukan setidaknya 25 penangkapan lagi, lapor Los Angeles Times.
Baca juga: Universitas Columbia Hadapi Tekanan Politik, Mahasiswa yang Protes Genosida Israel Kemah di Kampus
4. University of Southern California
Polisi menangkap 93 pengunjuk rasa di Universitas Southern California pada 24 April setelah mereka diperintahkan untuk membubarkan diri.
Meskipun banyak yang memilih untuk pergi, mereka yang tetap melakukan perlawanan dan ditangkap satu per satu tanpa insiden.