ISIS Belum Habis, Seorang Kolonel dan 4 Tentara Irak Tewas Gara-gara Granat
Seorang perwira militer Irak dan empat tentara tewas dalam serangan yang dilancarkan ISIS di Irak tengah
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang perwira militer Irak dan empat tentara tewas dalam serangan yang dilancarkan ISIS di Irak tengah.
Serangan itu terjadi pada Senin (13/5/2024) malam, di daerah pedesaan antara provinsi Diyala dan Salahuddin.
Daerah tersebut telah menjadi sarang aktivitas sel-sel militan bertahun-tahun setelah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada 2017 silam.
The National News memberitakan, Kementerian Pertahanan Irak berduka atas meninggalnya Kolonel Khalid Naji Wassak, seorang komandan resimen, dan empat pejuang heroik.
Awalnya, pasukan keamanan berhasil menghalau serangan ISIS, namun berimbas pada hilangnya beberapa korban jiwa.
Mayor Jenderal Tahseen Al Khafaji, juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak, mengatakan empat tentara tewas bersama Kolonel Wassak, dan lima lainnya luka-luka.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan mengatakan mereka menyerang barak menggunakan senapan mesin dan granat.
Pada musim panas 2014, ISIS menguasai sebagian besar Irak dan Suriah, mendeklarasikan kekhalifahan yang mencakup wilayah kedua negara.
Pasukan Irak, yang didukung oleh koalisi internasional pimpinan AS, merebut kembali seluruh wilayah yang dikuasai ISIS di Irak pada akhir 2017, setelah tiga tahun pertempuran.
Namun, kelompok teroris tersebut masih melakukan serangan gerilya, khususnya di wilayah gurun yang luas di Irak utara dan barat, dekat perbatasan dengan Suriah.
Masih Jadi Ancaman
Duta Besar Inggris untuk Irak, Stephen Hitchen, menyebut serangan itu menjadi pengingat bahwa ISIS masih menjadi ancaman.
Baca juga: ISIS Sebar Ketakutan ke Liga Champions, Ancaman Pembunuhan Suporter di 4 Stadion
"Setiap hari, landasan stabilitas semakin kuat di Irak," kata Hitchen di X.
Serangan tersebut tidak akan menghentikan kemajuan tersebut namun merupakan pengingat bahwa ancaman masih ada, katanya.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Januari, PBB mengatakan ada "antara 3.000 dan 5.000" pejuang ISIS di Irak dan Suriah.