Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seruan Serangan Besar ke Mesir Menggema di Israel: Tolak Hamastan dan Fathistan di Gaza Pasca-Perang

Muncul seruan agar Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Mesir karena bergabung gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Seruan Serangan Besar ke Mesir Menggema di Israel: Tolak Hamastan dan Fathistan di Gaza Pasca-Perang
Anadolu Agency
INFANTERI IDF - Pasukan Israel (IDF) berbaris dalam formasi saat melakukan agresi militer ke Jalur Gaza. Pada Senin (15/1/2024), satu divisi penuh IDF dari unit 36, dilaporkan ditarik mundur dari Jalur Gaza. 

"Dia berjanji untuk mencapai kemenangan mutlak dan mengklaim bahwa kita benar-benar selangkah lagi darinya. Selain itu, kini pentingnya memasuki Rafah dilebih-lebihkan," kata Harel.

Harel menilai bahwa Perdana Menteri Israel “telah lumpuh” dan “sebagian besar perhatiannya tertuju pada kelangsungan hidup pribadinya, melanjutkan jabatannya.

"Selain itu, memperkuat koalisi dengan sayap kanan ekstrim dan Haredim adalah doktrin baru Netanyahu: bagaimana menjalankan negara dalam keadaan perang dan tanpa mengambil tindakan apa pun,” kata Harel.

Baca juga: Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Besar-besaran Menyerang Rafah

Tank-tank Pasukan Israel (IDF) menyemut jelang invasi besar-besaran mereka ke Rafah, Gaza Selatan. Israel menilai Rafah yang juga hunian jutaan pengungsi, adalah benteng terakhir gerakan Hamas di Jalur Gaza.
Tank-tank Pasukan Israel (IDF) menyemut jelang invasi besar-besaran mereka ke Rafah, Gaza Selatan. Israel menilai Rafah yang juga hunian jutaan pengungsi, adalah benteng terakhir gerakan Hamas di Jalur Gaza. (khaberni)

Invasi Militer ke Rafah Harus Dihentikan

Pengamat asal Amerika Zvi Barel, seorang spesialis urusan Timur Tengah, menulis di Haaretz, mengutip pengalaman Amerika dalam perang di Irak dan Afganistan, bahwa “proses pelemahan rezim yang ada dan pembentukan rezim alternatif harus diintegrasikan.

Namun penolakan Netanyahu untuk mengizinkan Otoritas Palestina memasuki Jalur Gaza menghalangi kemajuan tersebut.”

Dia menekankan bahwa kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan ke wilayah tersebut adalah “untuk mencoba meluncurkan proses normalisasi dengan Arab Saudi dan mencoba merumuskan arah 'The Day After,”.

Barel menekankan, hal ini memerlukan “penghentian aktivitas militer”, operasi di Rafah, yang mengkhawatirkan Presiden AS dan para pemimpin negara-negara Arab, terutama Presiden Mesir.”

Baca juga: Tank-Tank Israel Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Mesir Siaga, Siapkan Semua Skenario Perang

Foto saat tank Mesir dikerahkan di dekat penyeberangan Rafah dengan Gaza, pada 31 Oktober 2023 lalu
Foto saat tank Mesir dikerahkan di dekat penyeberangan Rafah dengan Gaza, pada 31 Oktober 2023 lalu (AFP)

Mesir dan Terowongan

BERITA REKOMENDASI

Dalam diskusi senada, tajuk media-media Israel juga menggaungkan serangan besar-besaran terhadap Mesir.

David Ben Besht, mantan Jenderal IDF, menyatakan dalam sebuah artikel di Maariv bahwa “alasan utama Mesir bergabung dalam gugatan Afrika Selatan di Den Haag tampaknya adalah ketakutan bahwa Israel akan menemukan sejumlah besar terowongan yang menghubungkan Gaza dan Rafah Mesir, yang dibangun dengan izin dari pemerintahan Mesir.

Dia menambahkan klaimnya dengan mengatakan, “Selama bertahun-tahun, Mesir telah memberi kita informasi palsu yang menyatakan bahwa mereka menghancurkan terowongan Hamas. Selama bertahun-tahun, kita telah mendengar cerita tentang pemompaan limbah ke dalam terowongan yang membentang dari Rafah, Mesir, ke Gaza, namun jumlah senjata tempur yang ditemukan oleh tentara Israel sangat besar sehingga bahkan mengejutkan "Israel".

Mantan Komandan Angkatan Laut Israel itu juga mengaitkan langkah Mesir tersebut dengan upaya untuk menghentikan serangan Israel di Rafah, dengan mengatakan, “Ketakutan Mesir terhadap masuknya warga Gaza ke wilayahnya juga jelas alasan sekunder, meskipun Israel berjanji bahwa hal tersebut tidak akan terjadi"

Ben Besht berbicara tentang alasan lain Mesir ingin Israel berhenti berperang yang kemungkinan terkait ekonomi.

"Berlanjutnya perang antara Israel dan Hamas secara langsung mempengaruhi perekonomian Mesir dan di dalam negeri, serta di kalangan oposisi dan di luarnya, kritik terhadap rezim di Mesir semakin meningkat," katanya.

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas