Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sirene Meraung di 10 Kota Israel di Utara, 30 Rudal Geruduk Galilea Atas, Hizbullah Kian Up to Date

Sekitar 30 rudal ditembakkan dari Lebanon selatan menuju situs-situs Israel di Galilea Atas, dan sirene dibunyikan di 10 kota di wilayah tersebut

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sirene Meraung di 10 Kota Israel di Utara, 30 Rudal Geruduk Galilea Atas, Hizbullah Kian Up to Date
khaberni/HO
Kepulan asap tampak membumbung di kawasan Galilea Atas, wilayah Palestina Utara yang diduduki Israel. Pada Kamis (23/5/2024), laporan menyebut, ada 30 rudal yang ditembakkan dari Lebanon Selatan ke Galilea Atas yang diduga diluncurkan milisi perlawanan Hizbullah sebagai bentuk dukungan bagi Gaza dan pembalasan atas agresi serangan udara Israel ke kota-kota mereka di perbatasan. 

Dalam pertemuan partai Zionisme Religius ekstremisnya di Israel utara pada hari Minggu, Smotrich mengatakan ultimatum publik harus dikeluarkan kepada Hizbullah untuk sepenuhnya menghentikan penembakan rudal dan drone ke Israel dan menarik semua pasukan di luar Sungai Litani Lebanon.

“Jika ultimatum tidak dipenuhi sepenuhnya, IDF (militer Israel) akan melancarkan serangan jauh di wilayah Lebanon untuk membela komunitas utara, termasuk masuknya darat dan pengambilalihan militer Israel atas wilayah selatan Lebanon,” kata Smotrich memperingatkan, yang juga bertugas di Israel sebagai kementerian pertahanan Israel.

Sejak 8 Oktober tahun lalu, kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran telah saling baku tembak dengan militer Israel, yang mengakibatkan kematian lebih dari 300 orang di Lebanon – kebanyakan pejuang – dan lebih dari selusin warga Israel.

Hizbullah mengatakan pertempuran tersebut merupakan taktik pengalih perhatian yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian Israel dari Jalur Gaza yang dilanda perang, di mana lebih dari 35.000 orang telah terbunuh oleh serangan Israel yang tiada henti dan tanpa pandang bulu.

Puluhan ribu penduduk di selatan terpaksa meninggalkan rumah mereka, sehingga membebani Beirut, yang sudah terperosok dalam krisis ekonomi yang mendalam selama bertahun-tahun.

Warga Israel juga telah meninggalkan rumah mereka di Israel utara dan kabinet perang Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari Israel agar mengambil tindakan tegas terhadap Hizbullah.

Ben-Gvir dan Smotrich termasuk di antara mereka yang menekan Netanyahu untuk melanjutkan perang Gaza dan melancarkan serangan skala penuh ke Lebanon.

BERITA TERKAIT

“Cara untuk memulangkan warga [yang dievakuasi] ke utara adalah melalui keputusan militer dengan serangan dahsyat terhadap Hizbullah, infrastrukturnya, dan penghancuran kekuatan mereka,” kata Smotrich, Minggu.

Upaya mediasi yang dipimpin AS dan Perancis berupaya mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel dan menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang musim panas tahun 2006 antara kedua belah pihak.

Kesepakatan itu juga akan menyelesaikan demarkasi perbatasan antara kedua negara dengan Israel masih menduduki sebagian wilayah Lebanon.

Hizbullah menolak memindahkan pejuangnya menjauh dari perbatasan dan menolak gencatan senjata sebelum perang dahsyat di Gaza berakhir.

Israel telah berulang kali mengancam akan melancarkan perang besar-besaran di Lebanon jika upaya diplomatik gagal.

(oln/khbrn/arbnws/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas