PROFIL Mahmoud Ahmadinejad, Musuh Besar Israel dan AS yang Maju di Pemilihan Presiden Iran
Kembalinya Mahmoud Ahmadinejad di Pilpres Iran mengkhawatirkan Israel dan para sekutu mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
![PROFIL Mahmoud Ahmadinejad, Musuh Besar Israel dan AS yang Maju di Pemilihan Presiden Iran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ahmadinejad-israel-lkd.jpg)
Setelah menempati istana kepresidenan, dia memerintahkan untuk mengeluarkan seluruh perabotan dan karpet mahal yang ada serta menggantinya dengan yang lebih murah.
Ahmadinejad juga menolak menggunakan kursi VIP di pesawat kepresidenan dan lebih memilih pesawat kargo. Dia juga menggunakan bahasa sehari-hari dalam pidato dan presentasi resminya.
Pada pidatonya di hadapan PBB pada 2005, Ahmadinejad menyatakan keinginan Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir yang diklaimnya bertujuan damai.
Pada April 2007, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah memulai untuk produksi bahan bakar nuklir dalam skala industri, yang berujung pada dijatuhkannya sanksi internasional.
Bulan Maret 2008, Ahmadinejad menjadi presiden pertama Iran yang mengunjungi Irak sejak terjadinya Revolusi Iran.
Menjelang Pilpres Iran 2009, banyak pengamat menilai Ahmadinejad akan dapat dikalahkah oleh salah satu penantangnya saat itu, yang paling kuat adalah Mir Hossein Mousavi yang didukung kelompok moderat di Iran.
Namun di akhir masa pemungutan suara pada 12 Juni, Ahmadinejad telah meraih kemenangan langsung pada putaran pertama dengan lebih dari 60 persen suara.
Hasil pemilu itu sempat memicu aksi protes terutama dari pendukung Mousavi yang menyuarakan adanya hal yang tidak beres dalam pemilihan.
Demonstrasi digelar warga di jalan-jalan.
Pemimpin tertinggi Iran yang awalnya mendukung hasil pemilu juga menyerukan agar dilakukan penyelidikan resmi terhadap pelaksanaan pemilihan.
Meski demikian, pada 3 Agustus 2009, Ayatollah Ali Khamenei secara resmi menetapkan Ahmadinejad sebagai presiden.
Upacara pelantikan tersebut tidak dihadiri sejumlah tokoh politik oposisi, seperti mantan presiden Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi, maupun Mir Hossein Mousavi. (Oln/Vin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.