Kata Pejabat Israel soal Proposal Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden: Tidak Akurat
Kebingungan soal Proposal Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden, Katanya dari Pihak Israel, tapi Israel Sendiri Tidak Sepenuhnya Setuju
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Deskripsi Presiden AS Joe Biden tentang proposal gencatan senjata Israel tidak akurat, ujar seorang pejabat senior Israel kepada NBC News.
Jumat (31/5/2024) lalu, Biden menguraikan proposal gencatan senjata yang ia sebut dibuat oleh Israel dan disahkan oleh mediator ke Hamas.
Namun, pejabat tersebut mempertanyakan deskripsi Biden tentang proposal tersebut.
Ia mengatakan, Biden hanya membacakan sebagian versi proposal Israel.
Pejabat tersebut, secara khusus membantah Israel telah setuju untuk menarik pasukannya sepenuhnya dari Jalur Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan 125 atau lebih sandera yang masih disandera di sana.
“Israel belum mengubah syaratnya untuk mencapai gencatan senjata permanen. Hal itu hanya akan terjadi setelah tujuan kami tercapai termasuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas,” kata pejabat tersebut.
Pejabat itu juga mengatakan, meskipun Gedung Putih menyebut, rencana tersebut berasal dari Israel, sebenarnya itu adalah proposal yang diajukan oleh mediator yang telah diubah oleh Israel.
“Aneh jika mereka mengatakan itu adalah usulan Israel dan pada saat yang sama Israel harus menyetujuinya,” kata pejabat itu.
Ia menambahkan, Israel sedang menunggu tanggapan resmi Hamas terhadap proposal tersebut.
Sementara itu juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, hari Senin menegaskan kembali bahwa benar Israel yang mengajukan proposal gencatan senjata itu.
“Menteri luar negeri Israel sendiri mengakui bahwa ini adalah usulan Israel,” kata Kirby kepada wartawan.
Baca juga: Israel Ogah Terima Pemerintahan Hamas di Gaza, Abaikan Proposal Gencatan Senjata dari Biden?
Ketika ditanya tentang potensi kesenjangan antara pendapat Biden mengenai proposal tersebut dan posisi Israel, Kirby berkata, "Saya tidak tahu kesenjangan apa yang Anda maksud."
Dennis Ross, mantan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, mengatakan di MSNBC bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu dan seluruh kabinet perangnya telah menerima proposal gencatan senjata yang dijelaskan Biden.
Sebelumnya, pejabat AS lainnya mengatakan kepada NBC News, Biden hanya menjelaskan proposal Israel tetapi mengakui tekanan yang akan dihadapi Netanyahu dari para pejabat sayap kanan.
Proposal gencatan senjata juga mendapat dukungan dari para menteri luar negeri Yordania, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar dan Mesir.
Dalam sebuah pernyataan hari Senin, Mesir menyerukan diakhirinya bencana kemanusiaan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Netanyahu kemudian berbicara pada Senin (3/6/2024) malam.
Ia mengeluarkan komentar publik pertamanya setelah berhari-hari ditanyai mengenai pendapatnya tentang proposal tersebut.
Netanyahu mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset, garis besar yang disampaikan Biden hanya sebagian, kata juru bicaranya David Mencer kepada wartawan.
“Perang akan dihentikan dengan tujuan mengembalikan sandera dan kemudian kami akan melanjutkan diskusi lebih lanjut,” kata Mencer, mengutip pernyataan Netanyahu.
“Ada rincian lain yang tidak diungkapkan oleh presiden AS kepada publik.”
Dalam pesan video terpisah, Netanyahu sendiri mengatakan, Israel mengejar dua tujuan di Gaza, yakni menghilangkan Hamas dan mengembalikan para sandera.
“Kami bersikeras agar kami menyelesaikan ini dan itu,” katanya dalam pernyataan video yang direkam dalam bahasa Ibrani.
Isi Proposal Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden
Mengutip Aljazeera, Biden menguraikan tiga fase gencatan senjata yang ditawarkan Israel, yakni:
Fase Pertama
Baca juga: AS Minta Dewan Keamanan PBB Setujui Proposal Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Gencatan senjata berlangsung selama enam minggu di mana pasukan Israel akan menarik diri dari pusat populasi Gaza.
- Para tawanan, termasuk orang tua dan wanita, yang ditahan di Gaza akan ditukar dengan ratusan tahanan Palestina.
- Warga sipil Palestina akan kembali ke Gaza, termasuk Gaza utara.
- Sebanyak 600 truk akan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza setiap hari.
Para analis mempertanyakan apakah pasukan Israel akan tetap berada di Gaza bahkan setelah gencatan senjata diberlakukan.
“Kami belum mengetahui secara pasti apakah ada pengakuan dari pihak AS bahwa Israel akan tetap menduduki sebagian wilayah Gaza bahkan setelah gencatan senjata tercapai,” kata Abdullah al-Arian, profesor sejarah di Universitas Georgetown, Qatar.
Fase Kedua
Kelompok bersenjata Palestina Hamas dan Israel akan merundingkan persyaratan untuk mengakhiri permusuhan secara permanen.
“Gencatan senjata akan terus berlanjut selama negosiasi terus berlanjut,” kata Biden.
Fase ketiga
- Rencana rekonstruksi Gaza, dan solusi politik jangka panjang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)