Sniper IDF Tembak Ibu Palestina Saat Ingin Bawa Jasad Sang Anak yang Sudah Dieksekusi Duluan
Anaknya ditembak IDF di jalanan Gaza Tengah. Sang ibu Palestina yang tak tega meninggalkan jasadnya, mencoba membawanya, tapi juga ditembak IDF.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Semua tahanan Palestina yang ada di kamp militer Sde Teiman, diikat di tempat tidur sehingga tidak bisa bergerak.
Mereka ditutup matanya dan tak diberi pakaian, hanya mengenakan pakaian dalam dan popok.
"Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa dan Kode Etik WHO. Ini lebih dari sekedar penyiksaan fisik dan psikologis," kata dia baru-baru ini, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, laporan pelecehan di Sde Teiman telah muncul di media Israel dan Arab, menyusul protes dari kelompok hak asasi manusia Israel dan Palestina mengenai kondisi tahanan di sana.
Tapi, kesaksian langka dari seorang dokter Israel yang bekerja di fasilitas tersebut memberikan "wawasan tambahan mengenai kebijakan Israel" yang melakukan penyiksaan dan pelecehan sistematis di tengah genosida di Gaza.
Hal ini lebih lanjut membantah klaim pemimpin Israel, yang mengatakan mereka bertindak sesuai praktik dan hukum internasional.
Diketahui, rincian kesaksian sang dokter sejalan dengan informasi yang dikumpulkan CNN dari berbagai sumber tentang kondisi mengerikan tahanan Palestina.
Baca juga: Mantan Menteri Israel Ragukan Kemampuan Negaranya: Kami Gagal Menaklukkan Musuh Terlemah di Gaza
CNN Bongkar Metode Penyiksaan Mengerikan IDF
Pada bulan lalu, tiga pengungkap fakta (whistleblower) Israel yang bekerja di kamp militer Sde Teiman.
Sde Teiman dikenal sebagai sebuah tempat "penahanan" bagi warga Palestina yang diculik selama invasi Israel ke Gaza.
Tiga pengungkap fakta itu memberikan kesaksian mereka mengenai pelanggaran sistematis yang dilakukan militer Israel.
Pelanggaran itu termasuk para tahanan yang ditutup matanya dan terpaksa memakai popok, CNN melaporkan.
Mereka menggambarkan kondisi suram yang dihadapi tahanan Palestina di Sde Teiman, di mana menurut mereka, para tahanan tidak diperbolehkan bergerak, berbicara, atau bahkan mengintip lewat penutup mata.
"Kami diberi tahu, mereka (para tahanan) tidak diperbolehkan bergerak. Mereka harus duduk tegak. Mereka tidak diperbolehkan biccara. Tidak diperbolehkan mengintip melalui penutup mata," ujar seorang pelapor kepada CNN.
Penjaga diperintahkan untuk tetap menjaga keheningan dengan menggunakan perintah dalam bahasa Arab, seperti uskot yang berarti diam.