Klaim Seorang Pejabat Israel, Resolusi Dewan Keamanan PBB Mengizinkan Perang di Gaza Berlanjut
Seorang pejabat pemerintah Israel kemarin mengklaim bahwa resolusi terbaru Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza.
Penulis: Muhammad Barir
Resolusi Dewan Keamanan PBB Mengizinkan Perang di Gaza Berlanjut, Klaim Seorang Pejabat Israel
TRIBUNNEWS.COM- Pejabat Israel mengklaim, Resolusi DK PBB mengizinkan perang di Gaza berlanjut.
Seorang pejabat pemerintah Israel kemarin mengklaim bahwa resolusi terbaru Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza memungkinkan Israel mencapai semua tujuannya sebelum mengakhiri perang.
Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, menambahkan:
“Israel tidak akan mengakhiri perang sebelum mencapai semua tujuannya, yaitu menghancurkan kemampuan militer Hamas [dan mengakhiri] kekuasaannya, membebaskan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak melakukan serangan ancaman bagi Israel di masa depan.”
“Usulan tersebut memungkinkan Israel untuk mencapai tujuan-tujuan ini, dan Israel memang akan melakukannya,” tambahnya, seraya mengklaim “garis besar [resolusi Dewan Keamanan] yang diajukan memungkinkan hal ini.”
Pernyataan itu bertepatan dengan kepergian Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dari Israel setelah pertemuan dengan para pejabat senior di sana, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sebagai bagian dari tur Timur Tengah yang juga mencakup Yordania, Mesir, dan Qatar, yang kedelapan sejak pecahnya perang Genosida di Gaza.
Pada Senin malam, Dewan Keamanan menyetujui dengan 14 suara mendukung – dan Federasi Rusia abstain – sebuah resolusi yang mengusulkan perjanjian gencatan senjata tiga fase yang komprehensif untuk mengakhiri perang di Gaza, dan mendesak Israel dan Hamas untuk melaksanakannya sepenuhnya dan tanpa penundaan.
Namun para analis telah memperingatkan, bahwa rincian perjanjian gencatan senjata belum dipublikasikan sehingga bersifat ambigu dan rentan terhadap manipulasi.
Sementara klausul yang menentang “zona penyangga keamanan” Israel di Gaza telah dihapus.
(Sumber: Middle East Monitor)