Tak Mau Dianggap Pemicu Perang, Hamas Sebut Tragedi 7 Oktober Adalah Reaksi Terhadap Pendudukan
Juru bicara Hamas, Osama Hamdan tepis kabar kelompoknya menjadi pemicu perang dan membuat warga Palestina di Gaza menderita akibat serangan 7 Oktober.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Tiara Shelavie
Hamdan juga menolak laporan palsu bahwa Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar menyatakan kematian ribuan warga Palestina adalah “pengorbanan yang perlu”.
Sinwar tidak terlihat di depan umum sejak serangan 7 Oktober.
Dia diyakini bersembunyi di Gaza, di suatu tempat di dalam jaringan terowongan yang berada di bawah jalur tersebut.
Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan warga sipil di Gaza sebagai perisai manusia dan awal pekan ini.
Wall Street Journal menerbitkan bocoran pesan dari Sinwar kepada para pemimpin Hamas lainnya, di mana ia diduga menyatakan tekad tanpa kompromi untuk terus berperang, terlepas dari apa yang terjadi.
Terkait laporan tersebut, Hamdan menegaskan bahwa pesan tersebut adalah palsu.
Baca juga: Hamas Uraikan Amandemen Proposal Gencatan Senjata, Tegaskan Bukannya Menolak
"Itu adalah pesan palsu yang dilakukan oleh seseorang yang bukan warga Palestina dan dikirim (ke) Wall Street Journal sebagai bagian dari tekanan terhadap Hamas dan memprovokasi masyarakat untuk melawan pemimpinnya," ungkap Hamdan
"Tidak ada seorang pun yang bisa menerima pembunuhan terhadap warga Palestina, terhadap rakyatnya sendiri," katanya menambahkan.
Israel Terus Masuk Lebih dalam ke Rafah
Tank-tank Israel terus maju lebih jauh ke wilayah barat Rafah, di tengah salah satu malam terburuk pemboman dari udara, darat, dan laut.
Warga mengatakan pasukan Israel bergerak menuju kawasan Al-Mawasi di Rafah dekat pantai, yang ditetapkan sebagai kawasan kemanusiaan.
Militer Israel pun membantah dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah melancarkan serangan ke dalam zona kemanusiaan Al-Mawasi.
Baca juga: Tuduh AS Tak Netral, Hamas Sebut Antony Blinken Dukung Israel di Jalur Gaza
Dikutip dari Al Arabiya, Israel mengatakan serangannya bertujuan untuk melenyapkan unit tempur terakhir Hamas yang masih utuh di Rafah.
Kebanyakan dari mereka kini telah pindah ke utara menuju Khan Younis dan Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melanjutkan “operasi yang ditargetkan dan berbasis intelijen” di Rafah.