Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Mau Dianggap Pemicu Perang, Hamas Sebut Tragedi 7 Oktober Adalah Reaksi Terhadap Pendudukan

Juru bicara Hamas, Osama Hamdan tepis kabar kelompoknya menjadi pemicu perang dan membuat warga Palestina di Gaza menderita akibat serangan 7 Oktober.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tak Mau Dianggap Pemicu Perang, Hamas Sebut Tragedi 7 Oktober Adalah Reaksi Terhadap Pendudukan
FOTO AFP/STR
Pemimpin Hamas Palestina di Lebanon, Osama Hamdan, berbicara pada konferensi pers di Beirut selatan pada 27 Desember 2009. 

Hamdan juga menolak laporan palsu bahwa Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar menyatakan kematian ribuan warga Palestina adalah “pengorbanan yang perlu”.

Sinwar tidak terlihat di depan umum sejak serangan 7 Oktober.

Dia diyakini bersembunyi di Gaza, di suatu tempat di dalam jaringan terowongan yang berada di bawah jalur tersebut.

Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan warga sipil di Gaza sebagai perisai manusia dan awal pekan ini.

Wall Street Journal menerbitkan bocoran pesan dari Sinwar kepada para pemimpin Hamas lainnya, di mana ia diduga menyatakan tekad tanpa kompromi untuk terus berperang, terlepas dari apa yang terjadi.

Terkait laporan tersebut, Hamdan menegaskan bahwa pesan tersebut adalah palsu.

Baca juga: Hamas Uraikan Amandemen Proposal Gencatan Senjata, Tegaskan Bukannya Menolak

"Itu adalah pesan palsu yang dilakukan oleh seseorang yang bukan warga Palestina dan dikirim (ke) Wall Street Journal sebagai bagian dari tekanan terhadap Hamas dan memprovokasi masyarakat untuk melawan pemimpinnya," ungkap Hamdan

Berita Rekomendasi

"Tidak ada seorang pun yang bisa menerima pembunuhan terhadap warga Palestina, terhadap rakyatnya sendiri," katanya menambahkan.

Israel Terus Masuk Lebih dalam ke Rafah

BOM RAFAH- Israel mengebom kamp Rafah, tempat para pengungsi berlindung di tenda-tenda pengungsian. Media Palestina melaporkan, sedikitnya 50 orang terbakar setelah pemboman yang dilakukan militer Israel, dan setidaknya 40 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu malam akibat pemboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan Jalur Gaza.
BOM RAFAH- Israel mengebom kamp Rafah, tempat para pengungsi berlindung di tenda-tenda pengungsian. Media Palestina melaporkan, sedikitnya 50 orang terbakar setelah pemboman yang dilakukan militer Israel, dan setidaknya 40 orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Minggu malam akibat pemboman Israel terhadap tenda-tenda di Rafah, kota paling selatan Jalur Gaza. (tangkapan layar khaberni)

Tank-tank Israel terus maju lebih jauh ke wilayah barat Rafah, di tengah salah satu malam terburuk pemboman dari udara, darat, dan laut.

Warga mengatakan pasukan Israel bergerak menuju kawasan Al-Mawasi di Rafah dekat pantai, yang ditetapkan sebagai kawasan kemanusiaan.

Militer Israel pun membantah dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah melancarkan serangan ke dalam zona kemanusiaan Al-Mawasi.

Baca juga: Tuduh AS Tak Netral, Hamas Sebut Antony Blinken Dukung Israel di Jalur Gaza

Dikutip dari Al Arabiya, Israel mengatakan serangannya bertujuan untuk melenyapkan unit tempur terakhir Hamas yang masih utuh di Rafah.

Kebanyakan dari mereka kini telah pindah ke utara menuju Khan Younis dan Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melanjutkan “operasi yang ditargetkan dan berbasis intelijen” di Rafah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas