Israel Serang Jemaah Palestina yang akan Salat Idul Adha di Al-Aqsa, Bahkan Menyerbu Sampai Halaman
Pasukan Israel menyerang jemaah Palestina yang hendak melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Pasukan Zionis menargetkan sebuah rumah di lingkungan itu, hingga mengakibatkan orang menderita luka-luka.
Selain itu, serangan udara Israel yang intens menghantam sebuah rumah di sebelah barat Lapangan Al-Shuhada di kamp pengungsi Al-Shati, barat Gaza.
Militer Israel juga menghancurkan beberapa rumah di kota Al-Mughraqa, di tengah Gaza.
Sebelumnya, pada Sabtu (15/6/2024) malam, pasukan Israel memulai serangan artileri di beberapa wilayah di bagian barat daya Gaza.
WAFA juga melaporkan, kapal angkatan laut Israel membombardir daerah di lingkungan Tel al-Hawa dan Sheikh Ajlin, barat daya Gaza.
Kendaraan militer Israel juga menargetkan area yang sama dengan melepaskan tembakan keras.
Baca juga: Pendahulu Netanyahu Kritik Israel: Perang di Gaza Tidak Berhasil, Pemerintah Harus Diganti
Selain itu, pesawat-pesawat tempur Israel melakukan penerbangan jarak rendah secara ekstensif di atas Kota Gaza, sehingga meningkatkan ketegangan dan ketakutan di antara warga.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, sebanyak 37.296 warga Palestina telah terbunuh dan 85.197 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, sebagian besar di bagian utara Gaza, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir – yang kini menjadi kota terbesar di Palestina. eksodus massal sejak Nakba 1948.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)