Dua Hari Kembali dari Perang di Gaza, Tentara Israel Nekat Bunuh Diri di Depan Umum di Jalan Ares
Dia adalah anggota cadangan Pasukan Pertahanan Israel yang bertugas di Jalur Gaza dan baru diberhentikan dua hari lalu
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dua Hari Kembali dari Perang di Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri di Depan Umum di Jalan Ares
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Israel melakukan bunuh diri di depan umum, hanya dua hari setelah kembali dari pertempuran di Jalur Gaza, lapor media Israel.
Menurut Hadashot Bezaman, media berbahasa Ibrani, Senin kemarin, tentara tersebut, seorang penduduk pemukiman ilegal Or Yehuda berusia 21 tahun, melakukan bunuh diri di Jalan Ares.
Baca juga: Pakar Militer: 19 Brigade Israel Kelelahan di Gaza, Qassam Ubah Prinsip Tempur Jadi Silakan Masuk
"Dia adalah anggota cadangan Pasukan Pertahanan Israel yang bertugas di Jalur Gaza dan baru diberhentikan dua hari lalu," tulis laporan itu dikutip dari Memo, Selasa (18/6/2024).
Seminggu yang lalu, situs Ibrani, Walla melaporkan bahwa tentara cadangan Eliran Mizrahi telah melakukan bunuh diri untuk menghindari kembali berperang di Gaza.
Outlet berita tersebut menjelaskan kalau Mizrahi telah bekerja di Gaza sebagai pengemudi ekskavator selama 78 hari dan menderita gangguan stres pasca-trauma.
Laporan tersebut menunjukkan, tentara tersebut “seharusnya kembali bertugas di Rafah, Jalur Gaza selatan, namun bunuh diri sebelum itu.”
Dia sebelumnya telah mengunggah foto-foto kejahatannya saat bertugas aktif dan membanggakan tindakan brutalnya di wilayah Palestina yang terkepung dan diblokade.
Sebelumnya, Haaretz telah mengungkapkan bahwa sepuluh perwira dan tentara telah melakukan bunuh diri sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, namun mengklaim bahwa tentara IDF menutupi masalah tersebut.
Baca juga: Analis Militer Israel: Bentrokan Segera Pecah Antara Netanyahu dan Para Komandan Militer IDF
Kejadian Berulang
Pada Agustus, tentara Israel Bar Khalaf dikabarkan membakar dirinya sendiri di tengah perselisihan dengan Kemenhan Israel mengenai status disabilitasnya.
Khalaf bertugas dalam serangan Israel pada 2014 silam di Gaza.
Ia mengklaim menderita PTSD buntut pengalaman perangnya itu.
Kasus itu menambah jumlah tentara Israel yang nekat merenggut nyawanya sendiri sejak perang berkecamuk tepatnya setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan.
30.000 tentara Israel alami Stres
Sejak perang di Gaza pecah, setidaknya ada sekitar 30.000 tentara Israel yang telah mengajukan pelayanan kesehatan mental.
Gejala yang dikeluhkan berupa detak jantung cepat, berkeringat, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan, hingga ketidakmampuan untuk bergerak.
"Sekitar 200 tentara diberhentikan dari militer karena masalah psikologis yang mereka derita akibat perang," ujar laporan juru militer Israel dikutip dari Anadolu.
Imbas melonjaknya pasukan militer yang mengidap stress, pemerintah Israel harus membangun dua pusat kesehatan mental di bagian selatan negara tersebut.
Tak hanya itu untuk mencegah lonjakan militer yang mengidap PTSD, militer Israel turut menyediakan hotline khusus.
Adapun hotline ini dibangun untuk melayani para tentara yang ingin mendapatkan perawatan psikolog dan psikiater.
Akan tetapi setelah mendapatkan perawatan psikologis yang ditentukan oleh otoritas medis tentara, mereka diwajibkan bergabung kembali untuk melaksanakan tugas militernya di Gaza.
Pernyataan militer mengatakan bahwa sekitar 85 persen tentara yang mencari perawatan psikologis telah kembali bertugas aktif.
Ribuan Tentara Israel Cacat
Perang yang tak kunjung rampung juga membuat ribuan tentara Israel mengalami cacat permanen.
Sekitar 4 ribu tentara Israel kini dilaporkan cacat permanen.
Sementara itu, jumlah tentara yang luka-luka hingga cacat diprediksi bisa meningkat hingga 30 ribu.
Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas Angkatan Pertahanan Israel menyebut laporan tentara cacat permanen merupakan total terbanyak selama perang terjadi.
"Saya telah berada di organisasi tersebut selama 30 tahun, dan saya belum pernah bertemu dengan orang-orang yang terluka parah sebanyak ini,” kata Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas Angkatan Pertahanan Israel
“Ada banyak yang terluka dengan luka parah," imbuhnya, menyorot laporan sejumlah tentara perlu diamputasi, mengalami kebutaan, hingga kelumpuhan.
(oln/rn/khbrn/memo/*)