Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Tak Lagi Tertarik Hancurkan Jembatan Krimea, Ini Sebabnya

Sejumlah serangan dilakukan oleh Ukraina untuk menyerang jembatan yang juga biasa disebut Jembatan Krimea tersebut.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Ukraina Tak Lagi Tertarik Hancurkan Jembatan Krimea, Ini Sebabnya
TASS
Jembatan Krimea 

TRIBUNNEWS.COM -- Dulu Ukraina sangat bernafsu untuk menghancurkan jembatan Kerch, jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Krimea.

Sejumlah serangan dilakukan oleh Ukraina untuk menyerang jembatan yang juga biasa disebut Jembatan Krimea tersebut.

Dengan sejumlah drone dan misil, bahkan menggunakan misil buatan Inggris, Storm Shadow, Ukraina sempat gagal menembak jembatan sepanjang 105 mil (169 kilometer), namun beberapa kali pula jembatan itu sempat dihajar rudal.

Baca juga: Mengapa Kapal Selam Nuklir Siluman Rusia Ini Begitu Ditakuti Barat?

Tadinya Ukraina sangat bernafsu menghancurkan jembatan tersebut, karena mereka menganggap bahwa Rusia menggunakan jembatan Krimea merupakan tempat bagi kendaraan dan kereta mengangkut logistik perang ke Krimea.

Krimea merupakan daerah pendudukan yang direbut sejak 2014 oleh Rusia, dan kini menjadi lokasi Rusia menyerang wilayah Ukraina dengan drone dan misil.

Dmitry Pletenchuk, juru bicara angkatan laut Ukraina mengakui upaya berulang kali negara tersebut untuk menghancurkan hubungan antara Semenanjung Krimea dan Wilayah Krasnodar dengan mengklaim bahwa hal tersebut memiliki nilai logistik yang signifikan bagi Kementerian Pertahanan Rusia.

Dmitry Pletenchuk, mengatakan melemahkan posisi tersebut dalam sebuah wawancara dengan RBK Ukraina.

Berita Rekomendasi

Ketika ditanya apa dampak kehancuran jembatan terhadap operasi Rusia, dia mengatakan hal itu tidak signifikan.

“Hampir tidak digunakan untuk logistik militer. Kurang dari seperempat atau volumenya melebihi itu. Sisanya melalui jalur feri,” ujarnya.

Baca juga: Tak Mau Kalah, AS Kirim Kapal Selam di Kuba, Saingi 4 Kapal Rusia

Ukraina telah menyebabkan kerusakan signifikan pada Jembatan Krimea sebanyak dua kali. Pada Oktober 2022, sebuah truk yang membawa bahan peledak yang menyamar sebagai gulungan pita plastik diledakkan di jembatan tersebut.

Serangan ini menewaskan lima warga sipil, termasuk seorang pengemudi kendaraan komersial.
Dan pada bulan Juli 2023 terjadi serangan drone angkatan laut, yang mungkin dimaksud oleh Pletenchuk. Sepasang suami istri tewas dan putri mereka terluka ketika mobil mereka terjebak dalam ledakan.

Pada bulan April, Zelensky menegaskan kembali keinginannya untuk menghancurkan jembatan tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, dan mengatakan bahwa hal itu akan menjadi dorongan moral bagi pasukan Ukraina. Pejabat senior intelijen Ukraina mengatakan bahwa mereka terus menyusun rencana untuk serangan lebih lanjut terhadap penyeberangan tersebut.

Pengeboman pertama digambarkan oleh pemerintah Rusia sebagai titik balik konflik. Setelah itu, militer dilaporkan diberi lampu hijau untuk menyerang jaringan listrik Ukraina, yang dikatakan akan melemahkan kemampuan Kiev dalam memproduksi senjata dan mengerahkan pasukan.

Sejak saat itu, kapasitas pembangkit listrik di Ukraina telah mengalami penurunan yang serius dan para pejabat telah meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi pemadaman listrik besar-besaran jika terjadi gelombang panas pada musim panas ini dan selama musim dingin mendatang.

Namun kini Jembatan Krimea tidak lagi “penting” dari sudut pandang militer.

Dia mengatakan bahwa menghancurkan jembatan sekarang “tidak akan menimbulkan efek yang sama.”

“Karena hampir tidak pernah digunakan untuk logistik militer. Kurang dari seperempat total beban ditanggung oleh jembatan ini. Sisanya melalui penyeberangan kapal feri yang baru saja ditabrak. Oleh karena itu, jembatan ini tidak lagi memiliki kepentingan taktis dan strategis setelah mengalami kerusakan akibat operasi gabungan SBU dan TNI Angkatan Laut dengan serangan drone,” kata Pletenchuk.

Perlu diketahui, seminggu lalu, Kepala Direktorat Intelijen Utama, Kirill Budanov, mengatakan jembatan tersebut digunakan Federasi Rusia untuk transportasi militer, khususnya personel.

Ingatlah juga bahwa Rusia sedang membangun jalur kereta api ke Krimea melalui wilayah pendudukan di Ukraina selatan. Dan jika terjadi kehancuran Jembatan Krimea, pihaknya akan menyediakan logistik ke semenanjung tersebut.

Namun, serangan terhadap Jembatan Krimea sudah lama tidak terdengar, meskipun sebelumnya media Barat telah berulang kali menulis bahwa Ukraina bermaksud menghancurkannya “pada pertengahan musim panas.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas