Tentara Israel Berpangkat Kolonel, Kolonel Yair Tsukerman Mengakui Tentara Israel Menderita di Rafah
Tentara Israel berpangkat Kolonel mengakui tentara Israel menderita di Rafah.
Penulis: Muhammad Barir
Tentara Israel Berpangkat Kolonel, Kolonel Yair Tsukerman Mengakui Tentara Israel Menderita di Rafah
TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel berpangkat Kolonel mengakui tentara Israel menderita di Rafah.
'Pasukan kami menderita di Rafah,' kata tentara Pendudukan Israel berpangkat kolonel.
Kolonel Yair Tsukerman dari tentara Pendudukan Israel, dalam wawancara dengan surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth, membahas taktik Hamas di Jalur Gaza, khususnya di Rafah.
Dia mengatakan bahwa Hamas menggunakan banyak kamera pengintai dan memiliki jaringan terowongan yang signifikan di Rafah.
Tsukerman juga menyoroti ancaman jebakan rumah dan kamar yang disiapkan sebelum Pasukan Pendudukan Israel masuk.
Baru-baru ini, bentrokan sengit meletus di lingkungan Saudi di sebelah barat Rafah antara perlawanan Palestina dan Pasukan Pendudukan Israel yang berusaha maju di bawah kedok serangan udara, artileri, dan tembakan pesawat tak berawak.
Secara terpisah, Hebrew Broadcasting Corporation melaporkan bahwa tentara Pendudukan Israel mencegat sasaran udara di wilayah Dataran Hula, sebelah utara Pendudukan Israel, tanpa membunyikan sirene.
Sejak tanggal 8 Oktober, daerah perbatasan antara Pendudukan Israel dan Lebanon telah mengalami peningkatan ketegangan dan baku tembak sporadis antara tentara Pendudukan Israel dan Hizbullah Lebanon, serta faksi-faksi Palestina.
AS Marah kepada Israel, Netanyahu Sebut AS Menahan Bantuan Bom Berat untuk Gaza
Sebuah video yang beredar memperlihatkan Benjamin Netanyahu berbicara tentang bantuan militer Amerika Serikat.
Kata Netanyahu, Amerika Serikat menahan senjata yang dibutuhkan untuk perang Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa mengklaim Amerika Serikat menahan senjata dan menyiratkan bahwa hal ini memperlambat serangan Israel di kota Rafah di Gaza selatan, di mana pertempuran telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan bagi warga Palestina.
Presiden Joe Biden telah menunda pengiriman bom berat tertentu sejak Mei karena kekhawatiran atas pembunuhan warga sipil yang dilakukan Israel di Gaza.