Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketakutan dan Kecemasan Ekstrem setelah Ultimatum Israel, Warga Harus Dievakuasi dari Gaza Selatan

Warga Bani Suhaila menggambarkan situasi setelah Israel mengultimatum agar meninggalkan Gaza selatan, ketakutan hingga kecemasan

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ketakutan dan Kecemasan Ekstrem setelah Ultimatum Israel, Warga Harus Dievakuasi dari Gaza Selatan
AFP/AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 16 April 2024, saat pertempuran berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Warga Bani Suhaila menggambarkan situasi setelah Israel mengultimatum agar meninggalkan Gaza selatan, ketakutan hingga kecemasan (STR/AFP) 

Di beberapa bagian Gaza, militan terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel di daerah yang telah ditinggalkan tentara beberapa bulan lalu.

Tank-tank Israel meningkatkan serangannya ke daerah pinggiran Shejaia di bagian timur Kota Gaza untuk hari kelima, dan tank-tank tersebut terus maju di Rafah bagian barat dan tengah, di Gaza selatan dekat perbatasan dengan Mesir, kata penduduk.

Militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah militan dalam pertempuran di Shejaia pada hari Senin dan menemukan sejumlah besar senjata di sana.

Hamas menyebut, para pejuangnya telah memancing pasukan Israel ke sebuah rumah dengan bom di sebelah timur Rafah dan meledakkannya, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Militer Israel mengumumkan kematian seorang prajurit di Gaza selatan tanpa memberikan rincian.

Radio Angkatan Darat Israel menyiarkan kabar prajurit tersebut tewas di Rafah di dalam rumah yang dipasangi bom, kemungkinan merujuk pada insiden yang dilaporkan oleh Jihad Islam.

Kendaraan tempur (Ranpur) Israel pengangkut personel di Tepi Barat. Dalam penyerbuannya di Kamp Nur Syams, Tulkarm, Tentara Israel (IDF) mendapat perlawanan sengit dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah, Senin (1/7/2024).
Kendaraan tempur (Ranpur) Israel pengangkut personel di Tepi Barat. Dalam penyerbuannya di Kamp Nur Syams, Tulkarm, Tentara Israel (IDF) mendapat perlawanan sengit dari Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah, Senin (1/7/2024). (rntv/tangkap layar)

Juga di Rafah, militer Israel mengatakan bahwa serangan udara menewaskan seorang militan yang menembakkan rudal anti-tank ke pasukannya.

Berita Rekomendasi

Israel telah mengisyaratkan bahwa operasinya di Rafah, yang dimaksudkan untuk membasmi Hamas, akan segera berakhir.

Setelah fase perang yang intens berakhir, pasukannya akan fokus pada operasi berskala kecil yang dimaksudkan untuk menghentikan Hamas berkumpul kembali, kata para pejabat.

Perang itu dimulai ketika para pejuang pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, termasuk warga sipil dan tentara, kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.

Serangan yang dilancarkan Israel sebagai balasan telah menewaskan hampir 38.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan telah menghancurkan daerah kantong pantai yang dibangun padat itu.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan, tetapi para pejabat mengatakan sebagian besar yang tewas adalah warga sipil.

Israel mengatakan 317 tentaranya telah tewas di Gaza dan setidaknya sepertiga dari warga Palestina yang tewas adalah pejuang.

Upaya gencatan senjata terhenti

Upaya mediator Arab untuk mengamankan gencatan senjata, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah terhenti.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas