Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

Eutanasia: Kisah pasutri asal Belanda yang memutuskan 'mengakhiri hidup' bersama

Sebanyak 33 pasangan di Belanda memilih mengakhiri kehidupan mereka secara sengaja pada 2023. Apakah mereka benar-benar tidak memiliki…

zoom-in Eutanasia: Kisah pasutri asal Belanda yang memutuskan 'mengakhiri hidup' bersama
BBC Indonesia
Eutanasia: Kisah pasutri asal Belanda yang memutuskan 'mengakhiri hidup' bersama 

Namun ada saatnya gejala yang dialami oleh Els tidak bisa diabaikan. Pada November 2022, setelah didiagnosis menderita demensia, Els keluar dari ruang konsultasi dokter, meninggalkan suami dan putranya.

“Dia sangat marah, seperti banteng yang sedang marah,” kenang Jan.

Setelah Els mengetahui kondisinya tidak kunjung membaik, dia dan Jan, bersama putra mereka, mulai mendiskusikan duo-eutanasia. Dengan prosedur medis itu, keduanya akan mengembuskan napas terakhir bersama-sama.

Di Belanda, eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan merupakan langkah yang sah secara hukum.

Syaratnya, seseorang mengajukan permintaan sukarela. Lalu, kondisi yang mereka anggap sebagai penderitaan, baik fisik maupun psikologis, harus didiagnosis oleh dokter sebagai “sesuatu yang tak tertahankan”.

Satu syarat lainnya, tidak ada kemungkinan bahwa kondisi sang pengaju akan membaik.

Setiap orang yang meminta bantuan kematian harus menjalani penilaian oleh dua dokter. Prosedurnya, dokter kedua akan mengevaluasi pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter pertama.

BERITA TERKAIT

Pada 2023, terdapat 9,068 orang meninggal karena eutanasia di Belanda. Angka ini sekitar 5% dari total jumlah kematian di negara tersebut.

Pada tahun itu, terdapat 33 kasus duo-eutanasia. Artinya, 66 orang meninggal dalam prosedur ini.

Duo-eutanasia merupakan kasus yang rumit dan menjadi lebih rumit jika salah satu pasangan menderita demensia. Alasannya, terdapat ketidakpastian mengenai kapasitas mereka untuk memberikan persetujuan.

“Banyak dokter bahkan tidak mau memikirkan untuk melakukan eutanasia pada pasien demensia,” kata Rosemarijn van Bruchem, ahli geriatri dan ahli etika di Erasmus Medical Centre, Rotterdam.

Situasi rumit ini pula yang dialami Jan dan Els.

Keengganan para dokter tercermin dalam angka eutanasia. Dari ribuan orang yang meninggal pada 2023, 336 orang menderita demensia. Jadi bagaimana petugas medis memastikan terdapat “penderitaan tak tertahankan” pada pasien demensia sebagai syarat hukum dalam pengajuan eutanasia?

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas