Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khameini Bagikan Analisa Kenapa Golput Pilpres di Negaranya Tinggi
Ali Khamenei berasumsi bahwa angka golput tinggi karena beberapa individu mungkin tidak mendukung beberapa pejabat atau sistem Islam itu sendiri
Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Penyelenggaraan Pemilihan Presiden di Iran pada tahun ini menunjukkan tren buruk dalam penegakan demokrasi di Republik Islam tersebut.
Dalam pilpres Iran 2024 ini, Iran mengalami tingkat partisipasi pemilih yang rendah dalam pemilihan presiden terbaru dan menyaingi angka terendah sejak revolusi tahun 1979.
Kementerian Dalam Negeri Iran melaporkan, hanya 40 persen dari lebih dari 61 juta warga yang memenuhi syarat memberikan suara pada hari sebelumnya, dengan lebih dari 24,5 juta suara yang telah dihitung.
Meskipun pemilihan besar-besaran sebelumnya di Iran juga menunjukkan partisipasi yang rendah dalam empat tahun terakhir, tingkat partisipasi pada Jumat lalu jauh di bawah perkiraan jajak pendapat yang menunjukkan antara 45 hingga 53 persen, mencatat level terendah sejak 'revolusi Islam' 1979.
Alasan di balik rendahnya partisipasi pemilihan sosok pengganti Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei lalu ini belum sepenuhnya jelas.
Sejumlah laporan dan analisis dari media maupun pemerhati pemilu menyatakan, faktor-faktor seperti keterbatasan pilihan kandidat, penurunan kepercayaan terhadap proses pemilihan, dan protes sipil terhadap pemerintah bisa menjadi penyebabnya, terutama setelah respons keras terhadap protes massal di Iran pada tahun 2022 dan 2023.
Hal inilah yang turut menjadi perhatian bagi pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei
Sebelum penyelenggaraan Pilpres Iran 2024 putaran pertama, Ali Khamenei telah menekankan pentingnya partisipasi tinggi dari masyarakat.
Namun, dorongan yang ia sampaikan ini sepertinya tak terjadi di atas lapangan.
Menjelang putaran kedua pemilihan presiden Iran yang akan datang, Ayatollah Khamenei pun kembali memberikan pernyataan terkait partisipasi masyarakat pada hari Rabu (3/7/2024).
Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran, IRNA, Ali Khamenei menyebutkan bahwa partisipasi pemilih dalam putaran pertama pemilu lebih rendah dari yang diharapkan dan bertentangan dengan prediksi.
Baca juga: Jelang Pilpres Iran Putaran Kedua, Pezeshkian dan Jalili Berdebat Sengit terkait Visi Misi Ekonomi
Ia pun menyoroti bahwa politisi dan sosiolog saat ini sedang menyelidiki alasan untuk ketidaksesuaian ini.
Pemimpin Tertinggi Iran tersebut, menyatakan bahwa mengasumsikan mereka yang tidak ikut memilih dalam putaran pertama pemilihan presiden menentang Republik Islam adalah interpretasi yang sepenuhnya keliru.
Ali Khamenei kemudian berasumsi, angka golput tinggi karena beberapa individu mungkin tidak mendukung beberapa pejabat atau sistem Islam itu sendiri, karena mereka menyatakan pendapat mereka secara terbuka.