Mau Perang Terus, Smotrich: Kesepakatan dengan Hamas Penghinaan Buat Israel, Kemenangan bagi Sinwar
Smotrich menyampaikan komentarnya menjelang keberangkatan tim perunding Israel ke Kairo dan Doha untuk kembali berunding dengan Hamas soal sandera
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mau Perang Gaza Jalan Terus, Smotrich: Kesepakatan dengan Hamas Penghinaan Buat Israel, Kemenangan bagi Sinwar
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Israel yang berhaluan ultranasionalis-ekstrem Bezalel Smotrich, Senin (8/7/2024) mengatakan kalau mencapai kesepakatan dengan Hamas akan berarti “kekalahan dan penghinaan bagi Israel dan kemenangan bagi Yahya Sinwar.”
Smotrich menyampaikan komentarnya menjelang keberangkatan tim perunding Israel ke Kairo dan Doha dalam upaya untuk memajukan perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan pihak Pendudukan Israel.
Baca juga: Netanyahu Tuduh Gallant Rencanakan Penggulingan Pemerintah, Sinwar Bisa Menang Mudah atas Israel
Berbicara pada pertemuan mingguan “Partai Religius Zionis” yang dipimpinnya, Smotrich mengklaim kalau kesepakatan yang saat ini sedang dinegosiasikan akan “menghukum mati 90 sandera yang bukan bagian dari kesepakatan dan akan menyebabkan ribuan orang terbunuh dan akan mati” dalam pembantaian berikutnya oleh Sinwar dan Hamas.”
“Ini adalah gambaran yang akan kita lihat di Gaza jika kita, amit-amit, menandatangani kesepakatan yang tidak bertanggung jawab ini,” katanya sambil sambil mengacungkan poster Pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar yang menunjukkan tanda kemenangan.
Secara gamblang, Smotrich menyerukan ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kalau bernegosiasi dengan Hamas adalah kegagalan total.
"Tuan Perdana Menteri, ini bukanlah kemenangan mutlak. Ini adalah kegagalan total,” tambahnya.
“Kami tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan untuk menyerah kepada Hamas,” lanjutnya.
Baca juga: Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata dari AS, Yahya Sinwar: Hamas Tak Akan Meletakkan Senjata
Eks-Mossad: Sinwar Mempermalukan Kami
Perundingan Israel-Hamas ini adalah edisi kesekian dari sejumlah negosiasi yang gagal sejak pernah berhasil pada November 2023 silam yang hanya berlangsung selama satu pekan.
Soal perundingan ini, Mantan kepala Unit Tahanan dan Orang Hilang di dinas intelijen Israel, Mossad, Rami Igra, pada Maret silam menyatakan ketidakyakinannya soal peluang keberhasilan negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Menurut dia, pimpinan gerakan Hamas, Yahya Sinwar hanya berusaha menghambat Israel dalam upayanya membebaskan para sandera Israel yang ada di tangan Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas.
Igra mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Ibrani 103FM, “Sinwar tidak tertarik dengan kesepakatan itu dan menghambat kami,” katanya.
Baca juga: Pejabat Senior Israel: Tentara IDF Kekurangan Amunisi dan Persenjataan, Israel Mungkin Kalah Perang
Ia menambahkan, “Hamas menetapkan syarat-syarat, antara lain penghentian perang, penarikan diri dari Gaza, dan kembalinya Hamas ke Gaza. Artinya, kejadian pada 7 Oktober terulang kembali,” klaimnya.
Dia melanjutkan: “Saya tidak begitu tahu apa yang sedang kita bicarakan saat ini, tapi sepertinya kita terus-menerus melalui babak yang sama, karena kali ini, tidak seperti waktu-waktu sebelumnya, ada paket yang terdiri dari dua tahap dengan a hubungan antara paket-paket tersebut, sementara pada akhirnya kami akan melakukan negosiasi untuk menghentikan negosiasi.”