Mau Perang Terus, Smotrich: Kesepakatan dengan Hamas Penghinaan Buat Israel, Kemenangan bagi Sinwar
Smotrich menyampaikan komentarnya menjelang keberangkatan tim perunding Israel ke Kairo dan Doha untuk kembali berunding dengan Hamas soal sandera
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dia melanjutkan, dengan mengatakan: “Meskipun saya ingin optimis, saya sangat pesimis, dan menurut saya Sinwar tidak berubah pikiran, dan menurut saya kita semua di media ketika kita berbicara tentang kesepakatan ya atau tidak. , kita harus melihat apakah hal ini menguntungkan Sinwar.”
Baca juga: Saat Yahya Sinwar Jadi Topik Nomor Satu di Israel, Pentolan Hamas Bakal Dilepas Hidup-Hidup?
Igra menyebut, Yahya Sinwar berhasil mendikte Israel soal negosiasi pertukaran tahanan dan gencatan senjata.
Selama ini yang terjadi, kata dia, Israel cenderung mengikuti tekanan yang diberikan pihak Hamas.
Hal ini, kata Igra, adalah bentuk hal memalukan bagi Israel.
“(Ini Soal) Ke mana dia ingin pergi, bukan ke mana kita ingin pergi.”
Dia melanjutkan: "Dia saat ini berhasil mempermalukan kami di depan mata dunia, dan kita tidak bisa mengubahnya. Dia juga saat ini berhasil mencekik leher kami."
Baca juga: Media Israel: Satu Negara Arab Laporkan Yahya Sinwa Sakit Parah, Pemimpin Hamas Idap Pneumonia Akut
Visi Komprehensif Hamas
Seperti diketahui, Hamas sudah menyajikan visi komprehensif untuk gencatan senjata di Gaza.
Pada tanggal 14 Maret lalu, Hamas menyampaikan rencana komprehensif untuk gencatan senjata abadi di Gaza kepada mediator Mesir dan Qatar.
Yang mencakup kesepakatan pertukaran tahanan, penghentian permusuhan, dan pengiriman bantuan kepada warga Palestina yang kelaparan dan dibersihkan secara etnis oleh tentara Israel.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh faksi perlawanan Palestina mengatakan rencana itu juga melibatkan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
“Hak dan kekhawatiran rakyat kami akan tetap menjadi prioritas utama kami,” kata pernyataan itu.
Perlawanan Palestina teguh menuntut penarikan pasukan Israel dari Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat didistribusikan secara bebas dan upaya rekonstruksi dapat dimulai.
Meskipun Hamas belum mengungkapkan secara terbuka rincian spesifik dari proposal tersebut, Reuters mengklaim telah meninjau salinan dokumen tersebut dan melaporkan pada hari Jumat bahwa mereka menyerukan pembebasan awal warga Israel yang ditawan di Gaza, termasuk wanita, anak-anak, orang tua, dan tahanan yang sakit.
Sebagai imbalan atas pembebasan 700–1.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.