Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sumpah Yahya Sinwar ke Para Rekan Sepenjaranya di LP Ashkelon Israel Saat Dibebaskan 13 Tahun Silam

Sumpah lantang itu menunjukkan Yahya Sinwar merupakan sosok lemah lembut terhadap para sesama tahanan Palestina, namun tegas terhadap sipir Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sumpah Yahya Sinwar ke Para Rekan Sepenjaranya di LP Ashkelon Israel Saat Dibebaskan 13 Tahun Silam
khaberni/HO
Pemimpin gerakan Hamas, Yahya Sinwar berseru dari jendela mobil saat meninggalkan penjara pendudukan Israel dalam kesepakatan pertukaran pembebasan tahanan Palestina-Israel bertajuk Loyalty of the Free yang terjadi 13 tahun lalu. 

Ketika berbicara kepada pihak pemerintah Israel, pernyataan tersebut mengatakan “jika para sandera tidak ada dalam pikiran Anda, tidak akan ada penebusan dan tidak ada kemenangan.”

Channel 13 mengutip sumber Hamas yang mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa, “Meskipun terjadi perang, Sinwar tidak terlepas dari dunia nyata, namun terus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di lapangan. Wacana bahwa dia dikucilkan di terowongan tidak lebih dari klaim [Perdana Menteri Benjamin] Netanyahu, yang dirancang untuk menyenangkan publik Israel dan sekutunya.”

Baca juga: Hamas Rilis Video Terbaru Tahanan Israel: Kirim Pesan ke Keluarga Sandera, 4 IDF 10 Tahun di Penjara

Cuplikan video yang diterbitkan Brigade Al-Qassam pada Kamis (23/5/2024) mengungkap bahwa Komandan Divisi Gaza Israel, Mayor Jenderal Assaf Hamami, masih hidup dan tidak terbunuh dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.
Cuplikan video yang diterbitkan Brigade Al-Qassam pada Kamis (23/5/2024) mengungkap bahwa Komandan Divisi Gaza Israel, Mayor Jenderal Assaf Hamami, masih hidup dan tidak terbunuh dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu. (X/Telegram/Brigade Al-Qassam)

30 Jenderal Israel Jadi Tahanan Hamas

Pada tanggal 7 Oktober, Hamas memimpin serangan lintas batas besar-besaran terhadap Israel.

Pihak Israel mengklaim, ada 3.000 penyerang yang menerobos perbatasan dengan Jalur Gaza dan menculik 253 orang untuk disandera di daerah kantong Palestina.

“Tentu saja tidak mungkin untuk menentukan secara akurat jumlah tahanan yang masih hidup, namun yang pasti adalah jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah yang beredar di media Ibrani,” kata sumber tersebut.

Dia mengklaim, Hamas menahan sekitar 30 “jenderal dan perwira Shin Bet” yang ditangkap pada tanggal 7 Oktober, dengan mengatakan bahwa mereka ditahan di “lokasi yang sangat aman” dan “tidak mungkin untuk mencapai mereka.”

Adapun IDF secara resmi mengkonfirmasi kematian 34 orang yang diculik pada 7 Oktober dan masih ditahan oleh Hamas, mengutip informasi intelijen baru dan temuan yang diperoleh pasukan Israel yang beroperasi di Gaza.

Berita Rekomendasi

Namun, para pejabat Israel dan AS mengatakan jumlah korban tewas mungkin jauh lebih tinggi.

Terdapat ratusan sandera Israel yang masih ditahan, baik hidup atau mati.

Sumber tersebut juga mengklaim bahwa Hamas telah menawarkan untuk membebaskan 40 sandera pada tahap pertama proposal gencatan senjata sementara baru-baru ini, dan bukan hanya 20 orang, seperti yang dilaporkan di Israel.

Hamas akhirnya menolak usulan tersebut.

“Sejak berakhirnya putaran itu, kemarahan AS telah memuncak setelah gagal melalui semua upaya tekanan untuk memaksa perlawanan agar menerima syarat penyerahan demi kepentingan pemerintah pendudukan dan membebaskan tahanan Israel tanpa komitmen nyata untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina,” kata sumber Hamas.

“Satu-satunya jalan untuk membebaskan tahanan pendudukan terletak pada negosiasi yang disertai komitmen gencatan senjata dan rekonstruksi,” kata sumber tersebut.

(oln/khbrn/toi/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas