Presiden Terpilih Iran Pezeshkian: China dan Rusia Dukung Kami, AS Harus Ambil Pelajaran Masa Lalu
Masoud Pezeshkian resmi menjadi presiden ke-9 Republik Islam Iran dan pelantikannya akan dilakukan Majlis Parlemen Iran pada 30 Juli 2024.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN - Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian langsung mengeluarkan pernyataan keras kepada Amerika Serikat dan sekutunya setelah dia resmi dinyatakan menang dalam Pemilu Iran.
Pernyataan keras tersebut dia tuangkan dalam pesan tertulis yang mengungkapkan pemikiran-pemikirannya, berjudul, "Pesan saya untuk dunia baru."
Diterbitkan di Tehran Times, ia membuka pesannya dengan menyinggung stabilitas luar biasa Iran di tengah konflik dan ketidakstabilan di kawasan dengan melaksanakan pemilu yang tertib dan damai.
“Stabilitas ini, dan cara pemilu yang bermartabat dilakukan, menggarisbawahi kebijaksanaan Pemimpin Tertinggi kita, Ayatollah Khamenei, dan dedikasi rakyat kita terhadap transisi kekuasaan secara demokratis bahkan dalam menghadapi kesulitan,” tulisnya.
Iran Tidak akan Pernah Tanggapi Paksaan AS
Masoud Pezeshkian juga menegaskan bahwa AS juga harus mengakui fakta ini dan menerima bahwa Iran tidak akan pernah menanggapi paksaan.
"Negara ini memasuki JCPOA dengan itikad baik dan memenuhi semua tanggung jawabnya," katanya.
Setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut, ia menyatakan bahwa AS meningkatkan permusuhannya melalui perang ekonomi dan terlibat dalam terorisme negara dengan membunuh Jenderal Qassem Soleimani, yang ia gambarkan sebagai "pahlawan anti-terorisme global yang dikenal karena keberhasilannya dalam menyelamatkan rakyatnya." wilayah kita dari momok ISIS dan kelompok teroris ganas lainnya."
“Saat ini, dunia menyaksikan dampak buruk dari pilihan tersebut,” tegasnya.
Mengenai Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), ia mencatat bahwa Barat memiliki kesempatan untuk mengurangi ketegangan daripada melemahkan NPT dan menyalahgunakannya untuk menciptakan krisis mengenai program nuklir damai Iran.
Sebaliknya, "mereka secara aktif berkontribusi dan terus mendukung senjata nuklir Israel, rezim apartheid, agresor kompulsif dan non-anggota NPT dan diketahui memiliki senjata nuklir ilegal."
Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa filosofi pertahanan Iran tidak mencakup senjata nuklir, dan menyerukan Washington "untuk belajar dari kesalahan perhitungan di masa lalu dan menyesuaikan kebijakannya."
Selain itu, sambil mengecam kebijakan AS yang “mengadu domba negara-negara di kawasan,” ia mengatakan bahwa para pengambil keputusan perlu menyadari bahwa kebijakan seperti itu “belum berhasil dan tidak akan berhasil di masa depan.”
“Mereka harus menerima kenyataan ini dan menghindari memperburuk ketegangan saat ini,” tegas Pezeshkian.
Dengan Tiongkok dan Rusia, Kami Berteman dan Bertetangga
Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Tiongkok dan Rusia secara konsisten mendukung Iran selama masa-masa sulit.