Trump Mau Dibunuh, Putrinya Colek Secret Service, Rusia Sindir AS Negara Demokratis yang Munafik
Ivanka Trump mengatakan upaya pembunuhan ayahnya tersebut merupakan hal yang tidak masuk di akal.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Trump Mau Dibunuh, Putrinya Colek Secret Service, Rusia Singgung AS Negara Demokratis yang Munafik
TRIBUNNEWS.COM - Mantan penasihat Gedung Putih dan putri mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Ivanka Trump, mengomentari upaya pembunuhan ayahnya kampanye pemilu di Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024).
Lewat cuitan di akun media sosial yang terverifikasi di X, Ivanka Trump mengatakan upaya pembunuhan ayahnya tersebut merupakan hal yang tidak masuk di akal.
Baca juga: Singgung Perang Gaza di Debat Capres AS, Donald Trump Ejek Biden: Orang Palestina yang Jahat
“Terima kasih atas cinta dan doa Anda untuk ayah saya dan para korban lainnya dari tindakan kekerasan tidak masuk akal hari ini di Butler, Pennsylvania,” kata Ivanka dalam postingan di X.
Ivanka juga mencolek pasukan pengamanan presiden AS, Secret Service yang bertugas melindungi sosok pejabat atau mantan pejabat presiden AS.
Alih-alih memberi kritik atas upaya pembunuhan yang ada, Ivanka justru mengucapkan rasa terima kasih atas kesigapan para personel keamanan, termasuk Secret Service.
"Terima kasih kepada Secret Service dan seluruh aparat penegak hukum lainnya atas tindakan cepat dan tegas," tulisnya.
“Saya terus berdoa untuk negara kita.. Saya mencintaimu, Ayah, hari ini dan selalu.”
Rusia Sindir AS Negara Demokrasi yang Munafik
Dalam komentarnya mengenai upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengingat kembali peringatannya sebelumnya mengenai kampanye hasutan terhadap Trump yang dilancarkan oleh lawan-lawannya dari Partai Demokrat.
AS, yang digaungkan sebagai negara paling demokratis di dunia, sindir Zakharova, para pihak berkuasa justru memamerkan sikap anti-terhadap pihak-pihak yang berseberangan dalam sikap politik.
Zakharova menulis melalui Telegram pada Minggu (14/7/2024) pagi:
“Trump menjadi sasaran upaya pembunuhan... tepat dua bulan yang lalu, dia menarik perhatian pada fakta bahwa di Amerika Serikat mereka benar-benar mendorong hasutan kebencian terhadap lawan politik. Dia juga memberikan contoh tentang tradisi pembunuhan dan upaya pembunuhan presiden di Amerika.”
Zakharova melampirkan tautan ke sebuah teks yang diterbitkannya pada 13 Mei lalu, di mana ia menunjukkan kemunafikan “para pembela demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia di negara-negara Barat,” yang beberapa di antaranya di Amerika Serikat secara terbuka menyatakan “kebutuhan mereka untuk bunuh calon presiden Donald Trump.”
Dia menekankan bahwa pernyataan seperti itu tidak muncul di jejaring sosial, melainkan di media resmi yang dibuat oleh politisi asal Partai Demokrat AS.
Kemarin, Sabtu, Trump selamat dari upaya pembunuhan dengan menembaknya saat memberikan pidato dalam kampanye umum pemilu untuk para pendukungnya di Pennsylvania.
Trump terluka di telinganya, orang lain di sebelahnya tewas, dan dua lainnya terluka, sementara petugas Dinas Rahasia membunuh penembaknya.
Penembak Justru dari Partai Republik
Thomas Matthew Crooks (20), pelaku penembakan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024), tewas ditembak Secret Service atau Dinas Rahasia AS.
Dia merupakan warga yang tinggal di Bethel Park, Pennsylvania.
Dikutip dari CNN, Crooks berada di atap sebuah pabrik yang berjarak kurang lebih 130 meter dari podium Trump yang menjadi tempat berkampanyenya.
Pasca-insiden itu, Crooks ditembak oleh penembak jitu dari Secret Service dan tewas.
Setelah itu, senjata Crooks berjenis senapan otomatis AR-15 ditemukan dan diamankan, dikutip dari New York Post.
Namun, hingga kini, pihak berwenang AS belum mengetahui motif Crooks hingga melakukan tindakan penembakan tersebut.
Di sisi lain, dilansir The New York Times, Crooks diketahui terafiliasi dengan Partai Republik yang merupakan partai yang menaungi Trump.
Namun, berdasarkan catatan keuangan kampanye federal, dia pernah menyumbang 15 dolar AS ke kelompok pemilih liberal, Progressive Turnout Project, lewat platform donasi Partai Demokrat, ActBlue pada Januari 2021.
Selain itu, namanya juga tercatat sebagai pemilih saat pemilu di Pennsylvania pada 11 Agustus 2022.
Crooks juga tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya berdasarkan data dari Pengadilan Umum Pennsylvania.
Kronologi Penembakan Trump
Insiden penembakan Trump terjadi saat dirinya tengah menyampaikan pidato dalam kampanye Pilpres AS 2024 di Pennsylvania, Sabtu malam waktu setempat.
Baca juga: Elon Musk Nyatakan Dukung Donald Trump Usai Insiden Penembakan
Pada acara tersebut, Trump tampak mengenakan topi berwarna merah dan jas hitam dengan balutan kemeja putih.
Saat tengah berpidato sebentar, terdengar suara tembakan berkali-kali.
Sontak, Trump langsung bersembunyi di bawah podium yang diikuti teriakan panik dari para pendukungnya.
Pada saat dibopong oleh pasukan keamanan turun dari podium, telinga kanan Trump tampak terluka akibat tembakan tersebut.
2 Pendukung Trump Tertembak, 1 Tewas
Akibat insiden penembakan tersebut, Jaksa Wilayah Butler County, Richard Goldinger menuturkan ada dua pendukung Trump yang ikut tertembak.
Adapun satu di antaranya tewas, dan yang lainnya mengalami luka-luka serta dalam kondisi serius.
Biden Kutuk Penembakan Trump
Sementara, Presiden AS, Joe Biden mengutuk insiden penembakan terhadap Trump saat melakukan kampanye.
Biden menegaskan, kekerasan politik di AS wajib untuk dihentikan.
"Dengar, tak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini. Ini memuakkan, sangat memuakkan. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita harus menyatukan negara ini," ujarnya dalam pidato di Gedung Putih, Washington DC, AS.
"Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Kita tidak bisa seperti ini, kita tidak bisa membiarkan ini," sambung Biden.
Biden pun berterima kasih kepada pasukan keamanan, Secret Service dan seluruh lembaga lainnya yang telah mengamankan Donald Trump serta menangani penembakan ini.
Baca juga: FBI Selidiki Penembakan Saat Kampanye Trump Sebagai Upaya Pembunuhan
Selanjutnya, Biden bakal berbicara dengan Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro dan Walikota Butler, Bob Dandoy untuk membahas keamanan pasca-penembakan.
"Malam ini, Presiden akan kembali ke Washington DC. Besok pagi di Gedung Putih, dia akan menerima pengarahan terbaru dari pejabat keamanan dalam negeri dan penegak hukum," kata seorang pejabat Gedung Putih dikutip dari CNN.
Sekedar informasi, Biden tidak berada di kediamannya saat insiden penembakan terhadap Trump terjadi.
Dia tengah menghadiri misa di Gereja Katolik St.Edmund.
(oln/khbrn/*)