Bangladesh Dilanda Kerusuhan Mematikan, 32 Tewas, Ibu Kota Lumpuh, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ibu kota Bangladesh, Dhaka, berada dalam kondisi internet padam total begitu juga dengan sambungan telepon.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, DHAKA - Kerusuhan meluas di Bangladesh. Situasi keamanan semakin tidak kondusif. Apa yang sebenarnya terjadi di negara itu?
Ibu kota Bangladesh, Dhaka, berada dalam kondisi internet padam total begitu juga dengan sambungan telepon.
Kerusuhan bermula dari aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kebijakan pemerintah dalam alokasi Apatur Sipil Negara (ASN) di Bangladesh.
Pada Rabu (17/7/2024), pengunjuk rasa mahasiswa bentrok dengan aktivis mahasiswa pro-pemerintah dan polisi, dan kekerasan dilaporkan terjadi di sekitar ibu kota Dhaka, Kota Chattogram di tenggara, dan Kota Rangpur di utara.
Dalam bentrok itu, setidaknya tiga orang yang tewas. Mereka adalah pelajar, satu adalah pejalan kaki dan satu lagi tidak teridentifikasi, kata laporan media yang mengutip para pejabat.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya kuota yang disediakan untuk anggota keluarga veteran yang berperang dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971, yang memungkinkan mereka mengambil hingga 30 persen kuota pekerjaan di pemerintahan.
Pengunjuk rasa berpendapat bahwa kuota tersebut bersifat diskriminatif dan harus diganti dengan sistem berbasis prestasi.
Mereka juga mengatakan hal itu menguntungkan para pendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang partainya Liga Awami memimpin gerakan kemerdekaan.
Para pemimpin partai yang berkuasa menuduh oposisi mendukung protes tersebut.
Pada hari Kamis kemarin (18/7/2024), mahasiswa Bangladesh membakar stasiun penyiaran pemerintah.
Ini hanya berselang sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina muncul di jaringan tersebut untuk berusaha meredakan bentrokan yang meningkat yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang.
Ratusan pengunjuk rasa yang menuntut reformasi peraturan perekrutan pegawai negeri sipil melakukan perlawanan dan membuat kewalahan polisi antihuru-hara yang menembaki mereka dengan peluru karet.
Massa yang marah mengejar petugas yang mundur tersebut hingga ke kantor pusat BTV di ibu kota Dhaka, kemudian membakar gedung penerimaan jaringan tersebut dan puluhan kendaraan yang diparkir di luarnya.
“Banyak orang” terjebak di dalam saat api menyebar, kata penyiar tersebut dalam sebuah postingan di Facebook, namun seorang pejabat dari stasiun tersebut kemudian mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah mengevakuasi gedung tersebut dengan aman.