Donald Trump: Kim Jong Un Merindukanku, Dia Ingin Aku Kembali Jadi Presiden AS
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ingin dirinya terpilih kembali jadi Presiden AS.
Editor: Hasanudin Aco
Trmp dan Kim Jong-un telah bertemu tiga kali, yang membuat sang miliuner menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Korea Utara.
Namun, pertemuan itu gagal menghasilkan kesepakatan yang substansif.
Meski begitu, Trump dan Kim Jong-un dilaporkan meneruksan hubungan akrab secara personal.
Bahkan Trump menggambarkan dirinya kerap berkirim surat dengan Kim Jong-un, yang disebutnya surat cinta.
Bertemu Kim Jong Un 2018 Lalu
Pernyataan Donald Trump muncul di tengah serangkaian spekulasi mengenai apakah ia akan melanjutkan diplomasi langsung dengan Kim jika terpilih kembali jadi presiden AS.
Waktu menjabat Presiden AS, Donald Trump pernah bertemu di Singapura pada tahun 2018.
Meskipun pembicaraan denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang telah terhenti sejak pertemuan puncak mereka yang tidak menghasilkan kesepakatan di Hanoi pada bulan Februari 2019.
Mengecam keamanan dan kebijakan luar negeri pesaingnya, Presiden Joe Biden, Trump memperhatikan memburuknya kondisi keamanan di Semenanjung Korea.
"Perang kini berkecamuk di Eropa dan Timur Tengah. Potensi konflik yang semakin besar menghantui Taiwan, Korea, Filipina, dan seluruh Asia, dan planet kita berada di ambang Perang Dunia III," katanya.
Menyoroti kredo kebijakannya "Amerika yang utama", Trump mengisyaratkan ia dapat membawa perubahan dalam pendekatan Washington terhadap aliansi jika terpilih kembali.
"Kita sudah lama dimanfaatkan oleh negara lain. Coba pikirkan. Sering kali, negara lain ini dianggap sebagai sekutu," katanya.
"Mereka telah memanfaatkan kami selama bertahun-tahun. Kami kehilangan pekerjaan, kami kehilangan pendapatan, dan mereka mendapatkan segalanya dan menghancurkan bisnis kami. ... Saya menghentikannya selama bertahun-tahun. ... Kami benar-benar siap untuk membuat perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Sumber: Newsweek/AFP