Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Didera 'Embargo Senyap' oleh Barat, Produksi Senjatanya Lemot, Keamanan Nasional Terancam

Israel menghadapi embargo senjata secara diam-diam atau senyap yang dilakukan oleh sejumah negara Barat.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Israel Didera 'Embargo Senyap' oleh Barat, Produksi Senjatanya Lemot, Keamanan Nasional Terancam
JACK GUEZ / AFP
Gambar yang diambil dari lokasi di Israel selatan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Januari 2024, menunjukkan sebuah tank Israel berguling di sepanjang pagar ketika bangunan-bangunan rusak terlihat di Jalur Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM – Dalam beberapa bulan terakhir Israel menghadapi embargo senjata secara diam-diam atau senyap yang dilakukan oleh sejumah negara Barat.

Embargo tersebut termasuk penundaan pengiriman bahan baku untuk keperluan pembuatan senjata Israel.

Situasi seperti itu dianggap membahayakan kemananan nasional Israel.

Media Israel bernama Yedioth Ahronoth melaporkan, Inggris mungkin akan mengumumkan penghentian ekspor senjata ke negara Zionis itu.

Selain Inggris, negara lain yang diam-diam mengembargo Israel ialah Prancis.

Satu perusahaan manufaktur Prancis dikabarkan sudah berbulan-bulan menunda pengiriman bahan mentah yang digunakan untuk proyek operasional Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Proyek senilai miliaran dolar itu tetap berlanjut, tetapi perkembangannya lambat sehingga tanggal rampungnya harus mundur.

Berita Rekomendasi

Adanya kelambatan juga dirasakan dalam pengembangan sistem alat tempur lain milik IDF.

Sebagai contoh, produksi tank Merkava dan Namer APC bergantung pada ratusan pihak pemasok bahan. Beberapa di antaranya dari luar negeri.

Tank Israel menembus Jalur Gaza. Pasukan IDF dilaporkan terindikasi mengarahkan kekuatan mereka ke Al-Mawasi, Rafah, Gaza Selatan. Al-Mawasi adalah zona kemanusiaan yang mereka tetapkan sendiri sejak memulai invasi darat mereka ke Rafah pada Mei 2024 lalu.
Tank Israel menembus Jalur Gaza. Pasukan IDF dilaporkan terindikasi mengarahkan kekuatan mereka ke Al-Mawasi, Rafah, Gaza Selatan. Al-Mawasi adalah zona kemanusiaan yang mereka tetapkan sendiri sejak memulai invasi darat mereka ke Rafah pada Mei 2024 lalu. (khaberni)

Akibat embargo itu Kementerian Pertahanan Israel terpaksa mencari alternatif pemasok senjata di Eropa Timur, Amerika Selatan, dan Asia.

Dua negara yang turut disebut sebagai menjadi pemasok ialah India dan Serbia.

Baca juga: Israel Bersiap Serbu Lebanon, Markas IDF Malah Diserbu Perusuh Bersenjata dan Berseragam Tentara

Adapun Inggris menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis ekspor senjata. Israel mulai berjaga-jaga seandainya Inggris nantinya menghentikan ekspor.

Israel khawatir negara-negara lain akan mengikuti jejak Inggris karena ada “efek domino”.

Dilaporkan ada satu negara yang menolak menyediakan bahan mentah yang dibutuhkan Israel untuk membuat amanisi.

Padahal, sebelum perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, negara itu aktif berdagang dengan Israel.

Negara Zionis itu meyakini keputusan Inggris untuk meninjau lisensi ekspor senjata berkaitan erat dengan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang meminta negara-negara di dunia ini untuk tidak membantu Israel.

“Tinjauan atas kepatuhan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional sedang dilakukan,” kata juru bicara pemerintah Inggris.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy juga mengatakan hal serupa. Dia berujar para pejabat Inggris tengah meninjau kepatuhan Israel.

Pemerintahan Inggris yang saat ini dikuasai Partai Buruh mulai bertindak tegas kepada Israel.

Inggris baru-baru ini mengumumkan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina.

Kemudian, Inggris mengurungkan niatnya untuk menyampaikan keberatan atas surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Surat itu dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Baca juga: Tak Ada yang Tersisa, Hizbullah akan Habisi Tank Israel jika IDF Serbu Lebanon

Adapun pemerintah Inggris sebelumnya yang dipimpin oleh Rishi Sunak dari Partai Konservatif mengajukan keberatan atas surat penangkapan itu.

Pada bulan Juli lalu media terkenal asal Amerika Serikat (AS) bernama New York Times melaporkan bahwa IDF kekurangan beragam amunisi.

Amunisi itu termasuk peluru tank berkaliber 120 mm yang banyak digunakan saat perang.

Di samping itu, IDF juga dilaporkan kekurangan suku cadang tank dan kendaraan militer lainnya.

Foto memperlihatkan empat tank Israel.
Foto memperlihatkan empat tank Israel. (Laman IDF)

Habisnya amunisi di gudang senjata dan risiko pecahnya perang dengan Hizbullah dilaporkan membuat beberapa jenderal Israel akan bersedia menerima gencatan senjata.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Eyal Haluta meyakini gencatan senjata di Gaza akan memungkinkan militer Israel untuk kembali mempersenjatai diri.

Di samping itu, gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam menghadapi Hizbullah jika perang besar pecah.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas