Sosok Khaled Mashaal yang Berpotensi Menggantikan Ismail Haniyeh jadi Pemimpin Hamas
Hamas menyebut Khaled Mashaal berpotensi menggantikan posisi Ismail Haniyeh sebagai pemimpin kelompok tersebut.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Sementara al-Hayya, seperti Haniyeh, adalah seorang pemimpin terkemuka yang tinggal di pengasingan, berasal dari Gaza, dengan koneksi internasional yang penting.
Hamas telah lama memiliki hubungan dingin dengan “poros perlawanan” yang dipimpin Iran karena dukungannya terhadap oposisi terhadap Presiden Suriah Bashar Assad selama perang saudara Suriah yang dimulai pada Maret 2011.
Baca juga: Apa dampak pembunuhan Ismail Haniyeh bagi gencatan senjata di Gaza?
Namun dalam beberapa tahun terakhir Hamas mulai memperbaiki hubungannya dengan Iran dan berdamai dengan Assad.
Al-Hayya memimpin delegasi yang berangkat ke Suriah pada tahun 2022 dan bertemu dengan Assad.
Ia juga memiliki hubungan baik dengan Iran, Turki, dan Hizbullah.
"Dia (Khalil al-Hayya) seperti Haniyeh, yang seimbang dan fleksibel dan kedua belah pihak tidak melihat kepemimpinannya sebagai sesuatu yang bermasalah," kata al-Masri.
Peran pemimpin kelompok itu penting dalam menjaga hubungan dengan sekutu Hamas di luar wilayah Palestina, dan pilihannya kemungkinan akan dipengaruhi oleh keputusan kelompok itu dalam beberapa hari mendatang.
Al-Masri mengatakan pilihan apa pun harus bersifat sementara hingga pemilihan umum diadakan di biro politik.
Pemilihan umum seharusnya diadakan tahun ini tetapi telah digagalkan oleh perang.
Baca juga: Ismail Haniyeh Tewas, PM Qatar: Bagaimana Mediasi Bisa Sukses jika Israel Bunuh Negosiator Hamas?
Pertemuan pimpinan Hamas juga mungkin menjadi rumit karena upaya untuk menghubungi Sinwar, yang tetap berpengaruh dan akan diajak berkonsultasi mengenai pilihan tersebut, tetapi telah bersembunyi sejak 7 Oktober.
Kandidat ketiga, kata al-Masri, adalah Nizar Abu Ramadan, yang menantang Sinwar untuk peran kepala Gaza dan dianggap dekat dengan Mashaal.
(Tribunnews.com/Whiesa)