Garda Revolusi Iran Sebut Kapan akan Serang Israel, Haniyeh Dibunuh Rudal Seberat 7 Kg
IRGC juga menegaskan kalau pembalasan atas tumpahnya darah pemimpin Palestina tersebut tidak dapat dihindari. IRGC juga ungkap kapan serang Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jenazah Haniyeh dimakamkan di Qatar, Jumat (2/8/2024).
Iran Diprediksi Menyerang Pada Tanggal 12-13 Agustus
Iran diperkirakan akan menyerang Israel pada 12-13 Agustus 2024.
Informasi itu diperoleh dari sumber intelijen Barat kepada Sky News Arabia, Sabtu (3/8/2024).
Mereka memiliki bukti Iran berencana menyerang Israel pada tanggal tersebut yang bertepatan dengan perayaan Tisha B'Av.
Serangan Iran dilaporkan akan dikoordinasikan dengan Hizbullah, kelompok militer yang didukung Iran dan berbasis di Lebanon.
Seperti diketahui pada Tisha B'Av atau disebut sebagai hari malapetaka umat Yahudi, yang pada tahun 2024 jatuh pada tanggal 12 dan 13 Agustus.
Baca juga: Mossad Sewa Agen Keamanan Iran Tanam Bom di Tempat Ismail Haniyeh Menginap, Diduga Ada Pengkhianat
Ini hari dimana orang-orang Yahudi meratapi kehancuran Bait Suci pertama dan kedua.
Selama acara tahunan tersebut, ada puasa, duka cita, dan praktik penyangkalan diri.
Tiga sumber mengatakan kepada New York Times bahwa Iran berencana membalas Israel atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Ancaman tersebut digaungkan oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khameini pada X yang menulis "Setelah peristiwa pahit dan tragis yang terjadi di dalam wilayah Republik Islam, adalah tugas kita untuk membalas dendam."
Laporan tersebut menunjukkan adanya dampak emosional dan psikologis dalam menargetkan Israel pada hari berkabung suci.
Laporan tersebut mengklaim bahwa orang Yahudi Israel mungkin merasa sangat rentan pada hari ini - menambahkan lapisan siksaan psikologis tambahan.
Serangan ke Israel Bertepatan pada Hari Perayaan Yahudi
Dikutip dari Jerusalem Post, serangan terhadap Israel dimasa lalu kerap dilakukan pada hari raya Yahudi.
Seperti yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2024, yang jatuh pada Simchat Torah dan Shabbat.
Serta Perang Yom Kippur pada tahun 1973.
Kabarnya pula ada alasan simbolis di balik penyerangan tanggal ini, yakni menghidupkan kembali trauma sejarah dan memutar ulang gambar-gambar kehancuran.
Terakhir, Iran diduga berharap bahwa serangan pada hari ini akan membawa unsur kejutan.
Sementara pihak keamanan terutama tentara Israel mungkin disibukkan dengan ritual keagamaan mereka sendiri atau menyelesaikan perselisihan sehingga mereka mungkin tidak siap menghadapi serangan militer.
Sky News Arabia juga mengklaim bahwa liputan media atas serangan tersebut akan menyampaikan pesan kepada dunia Islam bahwa "Israel rentan terhadap kehancuran sebagaimana orang-orang Yahudi secara historis."
Walaupun laporan tersebut mengklaim hal ini dapat mendorong masyarakat internasional untuk mencari solusi politik bagi konflik tersebut, tidak jelas bagaimana kesimpulan ini dicapai.
Laporan itu juga mengklaim bahwa serangan pada hari ini dapat memulihkan moral kelompok teror yang menyerang Israel, menyegarkan mereka kembali untuk serangan di masa depan dan menunjukkan bahwa Iran akan terus mendukung para pemimpin teror di kawasan tersebut.
Serangan Iran sebelumnya
Pada April 2024 lalu, Iran menyerang Israel.
Namun hanya mengirim ratusan pesawat tak berawak dan rudal yang diluncurkannya ke Israel.
Menurut Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, 99 persen proyektil yang ditembakkan Iran ditembak jatuh oleh Israel dan sekutunya, yang hanya menyebabkan kerusakan kecil pada pangkalan IAF di Israel selatan.
Militer Israel Siaga Penuh
Militer Israel sejak Kamis (1/8/2024) berada dalam "kesiagaan tinggi" mengantisipasi serangan balik dari Iran dan Hizbullah akibat pembunuhan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Times of Israel, Sabtu (3/8/2024) menulis negara itu mengantisipasi serangan Iran seperti saat menembakkan ratusan pesawat tak berawak dan rudal ke Israel pada tanggal 13-14 April 2024 lalu.
“Kami memiliki sistem pertahanan yang sangat baik, dan kami memiliki sekutu internasional yang memperkuat pasukan mereka di wilayah tersebut untuk membantu kami melawan ancaman ini,” kata Juru Bicara Pertahanan Israel IDF Laksamana Muda Daniel Hagari.
Namun, ia menekankan bahwa pertahanan Israel “tidak kedap udara.”
"Tetap waspada dan terus ikuti instruksi Komando Front Dalam Negeri," katanya kepada publik Israel, seraya menambahkan bahwa jika ada perubahan, militer akan segera memperbaruinya.
Hagari mengatakan bahwa IDF dalam keadaan siaga tinggi, baik dalam pertahanan maupun dalam serangan.
Pasukan IDF dikerahkan di udara, di laut, dan di darat, dan siap menghadapi skenario apa pun, dan terutama dengan rencana untuk melakukan serangan dalam jangka waktu dekat.
Selain peningkatan patroli udara, puluhan jet tempur Angkatan Udara Israel menunggu di landasan, siap untuk melancarkan serangan atau mempertahankan diri dari serangan, kata laporan TV Channel 12.
IDF juga telah memantau dan membatasi pengangkutan bahan berbahaya ke beberapa pabrik di Israel utara sebagai tindakan pencegahan.
Menurut sumber militer, Komando Front Dalam Negeri belum memerintahkan pabrik mana pun untuk menghentikan operasi mereka.
Berita Ynet melaporkan pada hari Rabu bahwa pabrik es krim Strauss di Acre terpaksa menghentikan operasinya karena diminta untuk membersihkan gas amonia yang biasanya digunakan, yang dapat membahayakan masyarakat jika terjadi serangan roket.
"Komando Front Dalam Negeri menjaga kontak terus-menerus dengan semua pabrik termasuk audit harian dan penilaian situasi berkelanjutan bersama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Perlindungan Lingkungan. Ini untuk menjaga kesiapan dan gambaran menyeluruh tentang jumlah bahan berbahaya," kata IDF dalam menanggapi pertanyaan.
Sumber: Times of Israel/Jerusalem Post