Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mesir: Kegagalan Israel di Gaza Bikin Tentara IDF Bohong Soal Terowongan di Perbatasan Rafah

Tentara Israel (IDF) berbohong karena tidak mencapai target apapun yang mereka tetapkan saat melancarkan agresi militer di Jalur Gaza. 

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Mesir: Kegagalan Israel di Gaza Bikin Tentara IDF Bohong Soal Terowongan di Perbatasan Rafah
tangkap layar
Penyeberangan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Israel mengambil alih kendali penyeberangan ini di sisi Palestina, manuver yang membuat pasukan Mesir bersiaga di sisi lainnya. 

Tokoh Penting Mesir: Kegagalan Israel di Gaza Bikin IDF Berbohong Soal Terowongan di Perbatasan Rafah 

TRIBUNNEWS.COM - Mesir sekali lagi membantah klaim Israel yang mengaku menemukan sejumlah terowongan 'besar' di sepanjang perbatasan Mesir dan Gaza di wilayah Rafah, Gaza Selatan.

Media Mesir, Egypt Today mengutip Extra News, Selasa (6/8/2024) melansir, bantahan itu dilontarkan narasumber anonim, tokoh penting di Mesir.

"Sumber penting di pemerintahan (Mesir) membantah keberadaan terowongan aktif antara Mesir dan Gaza," tulis laporan media tersebut.

Baca juga: Dikepung 7 Front, Israel Masih Cari Masalah Sama Mesir, Klaim Temukan Terowongan Besar di Perbatasan

Seperti diketahui, pada Senin, media Israel melansir pernyataan pihak Tentara Israel (IDF) tentang keberadaan terowongan aktif antara Mesir dan Gaza.

Menurut sumber tersebut, IDF berbohong karena tidak mencapai target apapun yang mereka tetapkan saat melancarkan agresi militer di Jalur Gaza

“Kegagalan Israel untuk membuat pencapaian apa pun di Gaza mendorongnya untuk menyebarkan klaim tentang keberadaan terowongan untuk membenarkan kelanjutan agresinya terhadap Jalur Gaza,” kata sumber tersebut menambahkan kepada Extra News.

BERITA REKOMENDASI

Sumber tersebut lebih lanjut mengungkapkan justru "Israel menutup mata terhadap perdagangan senjata dari wilayahnya ke Tepi Barat untuk menciptakan pembenaran untuk mencaplok wilayahnya dan melakukan genosida terhadap penduduknya."

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas akibat agresi Israel terhadap Gaza telah meningkat menjadi 39.480 sejak 7 Oktober, selain 91.128 orang yang terluka.

Penyeberangan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza
Penyeberangan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Israel mengambil alih kendali penyeberangan ini di sisi Palestina, manuver yang membuat pasukan Mesir bersiaga di sisi lainnya.

IDF Tidak Mau Tarik Pasukan dari Koridor Philadelphia dan Penyeberangan Rafah

Berkenaan dengan itu, Perdana Menteri Pendudukan Israel Benjamin Netanyahu menyatakan dalam sebuah video yang diunggah di X kalau Israel tidak akan menarik pasukan mereka dari Koridor Philadelphia dan Penyeberangan Rafah

Dalam cuitannya, Netanyahu menyatakan kalau dia "siap melakukan segala cara untuk mengamankan pembebasan semua sandera sambil menjaga keamanan Israel."

Netanyahu menekankan komitmennya untuk terus memberikan tekanan pada Hamas agar membebaskan semua sandera.

Ia menambahkan, "Komitmen kami sepenuhnya bertentangan dengan kebocoran dan pengarahan palsu mengenai masalah pembebasan sandera."

Satu dari beberapa foto yang dirilis pasukan Israel soal klaim mereka atas ditemukannya terowongan besar di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza. Dalih ini digunakan IDF untuk bertahan dan tak mau menarik pasukannya dari akses koridor Philadelphia dan penyeberangan Rafah. Manuver Israel ini mengabaikan peringatan Mesir yang mewanti-wanti Tel Aviv kalau perang akan meluas.
Satu dari beberapa foto yang dirilis pasukan Israel soal klaim mereka atas ditemukannya terowongan besar di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza. Dalih ini digunakan IDF untuk bertahan dan tak mau menarik pasukannya dari akses koridor Philadelphia dan penyeberangan Rafah. Manuver Israel ini mengabaikan peringatan Mesir yang mewanti-wanti Tel Aviv kalau perang akan meluas. (khaberni)

"Pengarahan ini merusak negosiasi, menyesatkan keluarga sandera, dan menciptakan kesan palsu bahwa Hamas telah menyetujui kesepakatan tersebut sementara pemerintah Israel menentangnya," katanya.

Netanyahu mengklaim kalau dia tidak menambahkan satu pun tuntutan pada garis besar proposal negosiasi kesepakatan senjata tersebut, dengan menegaskan bahwa Hamas-lah yang meminta banyak perubahan.

Ia melanjutkan tuduhannya, dengan menuding kalau Hamas tidak menurunkan tuntutannya yang akan mencegah Israel kembali berperang dan bahwa Hamas menuntut penarikan pasukan dari Koridor Philadelphia dan Perlintasan Perbatasan Rafah.

Netanyahu menegaskan, "Kami tidak akan menarik pasukan dari Koridor Philadelphia dan Perlintasan Rafah."

Ia menambahkan, "Hamas tidak bersedia menerima mekanisme apa pun yang mencegah masuknya senjata dan militan ke Gaza utara. Hamas adalah pihak yang menghalangi kesepakatan dengan menolak garis besarnya, bukan kami."

Tentara Mesir di titik perbatasan. Senin (27/5/2024), Tentara Mesir dilaporkan menembaki Tentara Israel di perbatasan titik penyeberangan Rafah setelah berminggu-minggu ketegangan kedua negara yang dipicu invasi Rafah oleh IDF.
Tentara Mesir di titik perbatasan. Senin (27/5/2024), Tentara Mesir dilaporkan menembaki Tentara Israel di perbatasan titik penyeberangan Rafah setelah berminggu-minggu ketegangan kedua negara yang dipicu invasi Rafah oleh IDF. (khaberni)

Tutup Wilayah Udara Bagi Israel

Dalam situasi terbaru eskalasi di kawasan, Mesir memberi tahu Israel dan Iran bahwa mereka tidak akan terlibat dalam konflik baru-baru ini.

Mesir menegaskan akan melanjutkan upayanya untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.

"Kairo memberi tahu Teheran bahwa mereka berkomitmen untuk menutup wilayah udaranya dalam menghadapi aksi militer apa pun yang mengancam situasi di wilayah tersebut," lapor Al Araby, Senin (5/8/2024).

Namun, Mesir menekankan hal ini tidak mengarah pada permusuhan terhadap Iran, melainkan bertujuan untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan Mesir.

Selain itu, laporan tersebut juga mengklaim Mesir memberi tahu delegasi Israel yang mengunjungi Kairo pada Sabtu (3/8/2024), bahwa Mesir tidak akan menjadi bagian dari aksi militer tersebut.

"Kairo meyakinkan Tel Aviv bahwa mereka tidak akan menjadi bagian dari poros militer yang ikut serta dalam menangkis kemungkinan serangan terhadap Israel," kata laporan itu.

Pada Jumat (2/8/2024), Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati, menelepon calon Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, untuk menanggapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).

"Panggilan telepon itu bertujuan menahan eskalasi saat ini dan mengurangi intensitas ketegangan yang terjadi di kawasan, di tengah antisipasi sifat kemungkinan serangan Iran di kawasan," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya.

Abdel-Ati menekankan perkembangan terkini yang terjadi di kawasan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya.

Hal ini mengancam perluasan cakupan konflik dengan cara yang mengancam stabilitas negara-negara di kawasan, terutama Mesir.

"Semua pihak harus bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah situasi meningkat di luar kendali," kata Abdel-Ati.

Menurut pernyataan Mesir, calon Menteri Luar Negeri Iran, menghargai inisiatif Mesir untuk berkomunikasi, dan ketertarikannya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan.

Memanasnya situasi ini menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat, dikutip dari Anadolu Agency.

Selain itu, Hizbullah juga mengindikasikan untuk membalas pembunuhan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024) malam, pekan lalu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.583 jiwa dan 91.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(oln/egpttdy/en/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas