Berkhianat, Militer Bangladesh Sudah Tak Lagi Dukung Sheikh Hasina: Menolak Hentikan Demonstrasi
Militer Bangladesh memutuskan tidak akan menembaki warga sipil demi menegakkan pemberlakuan jam malam oleh militer.
Penulis: willy Widianto
Editor: Choirul Arifin
Genggaman kerasnya terhadap kekuasaan telah ditentang sejak musim panas oleh protes yang dipicu oleh keputusan pengadilan untuk menyediakan lapangan kerja di pemerintahan yang sangat didambakan di tengah tingginya pengangguran kaum muda untuk segmen tertentu dari populasi.
Baca juga: Kerusuhan di Bangladesh, 1 WNI Tewas akibat Hirup Terlalu Banyak Asap di Hotel
Keputusan tersebut dibatalkan namun demonstrasi dengan cepat berubah menjadi gerakan untuk menggulingkan Hasina. Jenderal Zaman belum menjelaskan secara terbuka keputusannya menarik dukungan dari Hasina.
Namun besarnya protes dan jumlah korban tewas sedikitnya 241 orang membuat dukungan terhadap Hasina dengan segala cara tidak dapat dipertahankan, kata tiga mantan perwira senior militer Bangladesh kepada Reuters.
“Ada banyak kegelisahan di dalam pasukan,” kata purnawirawan Brigadir. Jenderal M. Sakhawat Hossain.
"Itulah yang mungkin (memberi) tekanan pada kepala staf militer, karena pasukan sedang keluar dan mereka melihat apa yang terjadi," tambahnya.
Jenderal Zaman yang memiliki hubungan pernikahan dengan Hasina, menunjukkan tanda-tanda keraguan dalam dukungannya terhadap perdana menteri pada hari Sabtu, ketika dia duduk di kursi kayu yang penuh hiasan dan berbicara di depan ratusan petugas berseragam di sebuah pertemuan di balai kota.
Pihak militer kemudian mempublikasikan beberapa rincian diskusi tersebut.
Jenderal tersebut menyatakan bahwa nyawa harus dilindungi dan meminta para perwiranya untuk bersabar, kata juru bicara militer Chowdhury.
Ini adalah indikasi pertama bahwa tentara Bangladesh tidak akan secara paksa menekan demonstrasi yang disertai kekerasan, sehingga menjadikan Hasina rentan.
Pensiunan tentara senior seperti Brigjen. Jenderal Mohammad Shahedul Anam Khan termasuk diantara mereka yang melanggar jam malam pada hari Senin dan turun ke jalan.
“Kami tidak dihentikan oleh tentara,” kata Khan, mantan tentara infanteri. “Tentara telah melakukan apa yang dia janjikan kepada tentara," tambahnya.
Pada hari Senin, hari pertama pemberlakuan jam malam nasional tanpa batas waktu, Hasina bersembunyi di dalam Ganabhaban, atau "Istana Rakyat", sebuah kompleks yang dijaga ketat di ibu kota Dhaka yang berfungsi sebagai kediaman resminya.
Di luar, di jalan-jalan kota yang luas, banyak orang berkumpul.
Puluhan ribu orang telah menjawab seruan para pemimpin protes untuk melakukan demonstrasi untuk menggulingkan pemimpin tersebut, dan menyebar ke jantung kota.