Di Tengah Ancaman Serius Iran, Netanyahu Bersikap Santai dan Minta Warga Israel Kalem
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terlihat santai meskipun ada ancaman serius dari Iran dan meminta warganya untuk tetap kalem.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Kekhawatiran itu muncul setelah Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah mengisyarakatkan bahwa Haifa menjadi salah satu target utama yang mungkin diserang oleh kelompoknya.
Skenario yang membuat banyak warga Haifa kurang tidur adalah serangan terhadap pabrik petrokimia, termasuk kilang minyak, tempat penyimpanan sejumlah besar bahan berbahaya.
Warga dapat sedikit terhibur dengan fakta bahwa Haifa Chemicals telah mengosongkan tangki amonianya dalam beberapa tahun terakhir, setelah perjuangan lingkungan selama sepuluh tahun.
Namun, keputusan untuk menyingkirkan fasilitas lainnya berjalan lambat, dan ancamannya masih nyata.
Baca juga: Hamas Terbitkan Biografi Yahya Sinwar, Pakar Militer: Israel Salah Langkah, Tamparan Bagi Netanyahu
"Tentu saja, saya paling khawatir dengan kejadian bahan berbahaya. Kami sedang duduk di atas tong bahan peledak dan sangat takut dengan apa yang akan terjadi di sini," kata Ravit Shtossel, seorang warga Haifa, dikutip dari Haaretz.
"Pada tahun 2022, Kementerian Perlindungan Lingkungan melakukan survei bahan berbahaya, yang belum selesai. Bagian yang dipublikasikan menyebutkan 1.500 sumber berbahaya dan 800 jenis bahan berbahaya di Teluk Haifa," lanjutnya.
Minggu lalu, Komando Front Dalam Negeri Israel memerintahkan banyak perusahaan di utara untuk mengurangi inventaris bahan berbahaya di lokasi dan membatasi transportasi mereka melalui jalan darat.
Akan tetapi, kata Shtossel, organisasi lingkungan khawatir bahwa tindakan ini tidak cukup.
"Ada puluhan perusahaan yang bekerja dengan bahan berbahaya, begitu pula ladang gas, yang semuanya berlokasi di area yang sama."
Baca juga: Misi Bunuh Netanyahu Seruan Qasim Osmani, Iran Harus Ulangi Operasi Janji Setia ke Israel
"Situasi ini sangat menyoroti pentingnya memulai proses untuk menyingkirkan industri petrokimia dari teluk, dan juga betapa terlambatnya kita."
"Kami menyerukan pengurangan lebih lanjut bahan berbahaya di perusahaan-perusahaan dan mempercepat jadwal penutupan industri petrokimia di jantung kota metropolitan Haifa. Selain itu, kami hanya bisa berdoa kepada dewa keberuntungan," katanya.
(Tribunnews.com/Whiesa)