Jadi Tokoh Puncak Hamas, Yahya Sinwar Langsung Jadi Target Nomor Satu Israel
Israel Katz, Menteri Luar Negeri (menlu) Israel mengungkap rencana untuk menyingkirkan Yahya Sinwar yang ditunjuk menggantikan posisi Ismail Haniyeh
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Israel Katz, Menteri Luar Negeri (menlu) Israel mengungkap rencana untuk menyingkirkan Yahya Sinwar yang ditunjuk menggantikan posisi Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran pekan lalu.
Sinwar yang telah jadi tokoh puncak Hamas itu kini menjadi target nomor satu Israel untuk dieliminasi.
Rencana ini diungkap Katz sebagai respon atas terpilihnya Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik baru Hamas. Adapun pengangkatan Sinwar diumumkan lewat sebuah pernyataan singkat oleh Hamas yang disiarkan di saluran media pemerintah Iran yang pro-Hamas.
Sinwar dipilih bukan tanpa alasan, menurut Hamas Sinwar selama ini dipandang sebagai sosok yang lebih frontal dalam perlawanannya terhadap Israel. Bahkan Sinwar menjadi sosok yang paling dicari ‘Israel’ karena dianggap sebagai mastermind atau dalang dalam serangan 7 Oktober.
Baca juga: Hamas Tunjuk Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru Gantikan Ismail Haniyeh
Oleh karenanya Israel menentang habis penunjukan Sinwar orang yang paling berbahaya untuk menjadi pemimpin Hamas. Pengangkatan Sinwar diyakini akan semakin mengonsolidasikan kelompok tersebut di bawah kendalinya, yang mana peningkatannya ke kepala sayap politik Hamas akan menimbulkan keraguan lebih lanjut tentang potensi kesepakatan gencatan senjata dapat tercapai dalam konflik tersebut.
"Pengangkatan teroris ulung Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, adalah alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya dan menyapu bersih organisasi keji ini dari muka Bumi," kata Katz di X, mengutip Daily Sabah.
Senada dengan Menlu Israel, juru bicara militer Israel Laksamana Daniel Hagari mengatakan bahwa hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, yaitu di samping Mohammed Deif dan para teroris 7 Oktober lainnya.
"Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, dan itu di samping Mohammed Deif dan para teroris 7 Oktober lainnya. Itu adalah satu-satunya tempat yang kami siapkan dan rencanakan untuknya," jelas Hagari.
Siapa Sosok Yahya Sinwar
Sinwar merupakan sosok paling vokal yang lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Sinwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.
Dengan dedikasi tinggi Sinwar mendirikan aparat keamanan internal kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan kemudian memimpin unit intelijen yang didedikasikan mengusir dan menghukum tanpa ampun musuh bebuyutannya yakni Israel.
Sinwar menjalani empat hukuman selama kurun waktu 23 tahun atas pembunuhan dua tentara Israel, namun pada 2011 Sinwar bebas di bawah kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas. Bebasnya Sinwar ditukar dengan bebasnya tentara Israel, Gilad Shalit yang ditahan oleh Hamas.
Baca juga: Meski Sudah Dirayu AS dan Arab, Iran Ogah Lunakkan Tanggapannya ke Israel yang Bunuh Ismail Haniyeh
Setelah bebas, Sinwar langsung naik pangkat di Hamas, di mana ia terpilih menjadi anggota biro politik dan ditugaskan berkoordinasi dengan Brigade Qassam. Ia kembali memainkan peran politik di Hamas dan juga memimpin perlawanan terhadap Israel yang menyerang Gaza selama tujuh pekan pada 2014.