Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rekaman CCTV Bocor, Tentara Israel Rudapaksa Tawanan Pria Palestina, Ungkap Derita Cedera Rektum

Pengalaman traumatis Ibrahim Salem dan tahanan Palestina lain yang dirudapaksa oleh sejumlah tentara wanita Israel di kamp penahanan Sde Teiman.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Rekaman CCTV Bocor, Tentara Israel Rudapaksa Tawanan Pria Palestina, Ungkap Derita Cedera Rektum
Kolase Tribunnews.com
Sebuah rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) atau kamera pengawas menunjukkan sejumlah tentara Israel melakukan pemerkosaan terhadap tawanan pria Palestina di kamp penahanan Sde Teiman. Pengalaman traumatis Ibrahim Salem dan tahanan Palestina lain yang diperkosa oleh sejumlah tentara wanita Israel di kamp penahanan Sde Teiman. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) atau kamera pengawas menunjukkan sejumlah tentara Israel melakukan rudapaksa terhadap tawanan pria Palestina di kamp penahanan Sde Teiman, pada 29 Juli 2024.

Dari rekaman CCTV yang diberitakan oleh stasiun televisi Israel, Channel 12 pada Rabu (7/8/2024), memperlihatkan sekelompok tentara cadangan Israel tampak memilih satu tawanan dari sekitar 30 tahanan lainnya yang berbaring di tanah dengan mata tertutup.

Para tawakan kemudian terlihat digiring ke pojok.

"Mereka jelas mengetahui adanya kamera pengawas dan mencoba menyembunyikan tindakan mereka dengan tameng," bunyi laporan Channel 12.

"Video ini mendokumentasikan tindakan kejahatan para (tentara) cadangan: tindakan sodomi dalam kondisi seperti ini," imbuh laporan tersebut.

Laporan itu juga menyebutkan tawanan tersebut berdarah, kemudian dibawa ke rumah sakit setelah beberapa jam. Kondisinya digambarkan sangat "kompleks."

"Cedera itu disebabkan oleh masuknya sebuah benda," kata saluran itu mengutip laporan medis.

BERITA REKOMENDASI

Sedikitnya sembilan tentara Israel ditangkap dan Jaksa militer mengklaim masih menyelidiki insiden tersebut, tetapi belum mengajukan dakwaan terhadap para tersangka.

Penyiksaan massal tawanan Palestina

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak laporan muncul tentang penyiksaan massal tawanan Palestina dari Gaza di penjara Sde Teiman di gurun Negev, Israel bagian selatan.

Pihak berwenang Israel sering mengklaim menyelidiki insiden-insiden tersebut, tetapi tak ada hasilnya.

Dilansir Al Jazeera, yang mengutip laporan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, per akhir Juni 2024, Israel telah menahan lebih dari 9.400 warga Palestina sejak mulai menyerang Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.

Baca juga: AS Kecam Kelakuan Tentara Israel rudapaksa Tahanan Palestina, Terekam CCTV

Berdasarkan wawancara dengan para tawanan dan korban lainnya dalam kurun 7 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024, laporan PBB itu menemukan "ribuan warga Palestina" termasuk staf medis, "dibawa dari Gaza ke Israel, biasanya diikat dan ditutup matanya."

Tawanan Palestina derita cedera rektum

Dengan mata tertutup dan tangan di belakang kepala, para tawanan Palestina berbaris di dekat pagar kawat berduri kamp penahanan Sde Teiman Israel

Itu adalah salah satu foto pertama yang bocor dari pangkalan militer terkenal itu, tempat ribuan tahanan Palestina ditahan tanpa dakwaan dan disiksa secara rutin.

Pria dalam gambar, Ibrahim Salem, dibebaskan minggu lalu setelah hampir delapan bulan ditahan. 

Ia mengatakan kepada Middle East Eye, foto tersebut, yang pertama kali dipublikasikan oleh CNN, hanyalah puncak gunung es dari pengalaman mengerikan yang dialaminya dalam penahanan; yang meliputi rudapaksa, disetrum, dan pemukulan berulang kali.

"Sebagian besar tahanan akan keluar dengan cedera rektum (akibat kekerasan seksual)," kata Salem, pria berusia 36 tahun, kepada Middle East Eye. 

"Para tahanan akan saling bercerita bahwa itu adalah ambeien," tambahnya.

Tetapi, sebagian besar hanya menghindar untuk mengakui mereka telah dirudapaksa, terkadang oleh tentara wanita.

Dalam keterangan saksi mata berikut, Salem mengingat cobaan berat yang dialaminya, mulai dari penangkapannya di sebuah rumah sakit di Gaza hingga pembebasannya. 

Baca juga: Israel Jalankan Kebijakan Penyiksaan, Tahanan Palestina Jadi Sasaran Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Penculikan Salem

Salem berada di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara ketika pasukan Israel menyerbu fasilitas tersebut pada bulan Desember 2023. 

Dia berada di samping anak-anaknya, yang terluka parah akibat serangan Israel di rumah mereka.

Saudara-saudaranya, bersama beberapa anak mereka, tewas dalam serangan itu.

"Ketika tentara datang, mereka meminta semua pria untuk turun ke alun-alun," kata Salem.

lihat fotoTangkapan layar video yang diduga memperlihatkan tentara Israel merudapaksa tahahan Palestina di pusat penahanan Sde Teiman.
Tangkapan layar video yang diduga memperlihatkan tentara Israel merudapaksa tahahan Palestina di pusat penahanan Sde Teiman.

Saat Salem dibawa bersama banyak pria lainnya, tentara Israel memerintahkan mereka untuk menanggalkan pakaian mereka sebelum ditempatkan di sebuah lubang besar di lokasi yang tidak diketahui.

Di sana, di bawah hujan, tentara mulai memukuli dan menghina orang-orang Palestina, yang tangan dan kakinya diikat.

Salem mengatakan kata-kata penghinaan tersebut termasuk: "kami meniduri Nukhba (unit elit di sayap militer Hamas)" dan "kami meniduri ibumu".

"Mereka mendatangi lelaki di dekatku dan berkata kepadanya: 'Angkat kepalamu' . Maka, ia pun melakukannya dan mereka berkata kepadanya: 'Katakan, aku anak pelacur. Katakan, saudara perempuanku pelacur'.  Dan lelaki itu akan mengulanginya setelah mereka."

Kemudian, kelompok yang berjumlah sekitar 100 orang dibawa ke pusat penahanan di gurun Negev. 

Mereka ditinggalkan hanya dengan pakaian dalam saat hujan turun selama dua malam sebelum diberi pakaian terusan tipis dan dibawa ke barak, katanya. 

Tentu saja, dengan tangan diikat di belakang punggung, kaki juga diikat, dan mata ditutup.

Di dalam sel, ikatan di kaki para tahanan dilepaskan, tetapi mereka tidak diberi makan selama dua hari.

Satu botol kecil air dibagikan kepada mereka semua. 

Setelah itu, mereka dipanggil satu per satu untuk diinterogasi.

Baca juga: Binatang Ikut Serang Tentara Israel, Tikus dan Anjing Ancaman Serius bagi Keselamatan IDF di Gaza

Kamp penahanan Sde Teiman

Suatu hari, Salem mengeluh dan bertanya kepada para prajurit mengapa dia ditahan dan apa yang mungkin telah dia lakukan. 

Saat itulah ia dibawa ke Sde Teiman, pangkalan militer Israel yang juga berfungsi sebagai kamp penahanan bagi warga Palestina yang diambil dari Gaza, sejak Israel melancarkan invasi darat ke daerah kantong yang terkepung itu pada bulan Oktober tahun lalu. 

"Itu adalah mimpi buruk terburuk," kata Salem tentang 52 hari yang dihabiskannya di Sde Teiman

Para tahanan dihukum secara rutin di sana dan terus-menerus dihina oleh para penjaga dalam apa yang disebutnya sebagai upaya untuk "menyakiti Anda secara mental".

"Siapa pun yang bergerak dengan cara tertentu akan dihukum. Jika Anda meminta untuk pergi ke kamar mandi, Anda akan dihukum," jelasnya. 

"Saya ingat ada kursi yang patah di dada saya. Saat saya diikat dan diborgol, dia membanting kursi (ke saya) dan kursi itu patah di dada saya. Saya tidak tahu (mengapa)."

"Saat kejadian, prajurit itu sedang berbicara di telepon dengan pacarnya," tambah Salem.

Dia mengarahkan layar ke arahnya dan menyuruh pacarnya menghinanya juga.

Dirudapaksa oleh tentara wanita

Episode traumatis lainnya bagi banyak tahanan seperti Salem adalah pelecehan seksual.

Meskipun hal itu merajalela, para narapidana jarang membicarakannya satu sama lain.

Banyak yang merasa malu untuk mengakuinya, terutama ketika mereka dirudapaksa oleh tentara wanita, yang terkadang masih remaja. 

Merupakan praktik umum bagi tentara untuk menelanjangi tahanan dan melecehkan mereka secara agresif saat mereka berganti pakaian.

Ketika tersiar kabar, seorang tahanan berusia 40-an telah dirudapaksa, Salem terus mendekatinya hingga ia menceritakan apa yang terjadi padanya. 

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia dirudapaksa oleh seorang tentara wanita," kata Salem kepada MEE. 

Ketika ia bertanya bagaimana kejadian itu, tahanan itu menjelaskan kejadian itu terjadi di hadapan prajurit lain di ruangan itu. 

lihat fotoSetelah menghabiskan delapan bulan di tahanan Israel, Ibrahim Salem dibebaskan minggu lalu dan sekarang berada di Deir al-Balah, Gaza tengah.
Setelah menghabiskan delapan bulan di tahanan Israel, Ibrahim Salem dibebaskan minggu lalu dan sekarang berada di Deir al-Balah, Gaza tengah.

Salem mengatakan dia juga disentuh di bagian pribadinya oleh seorang tentara wanita.

Salem menghabiskan 52 hari di Sde Teiman, beberapa malam di penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki dan sebagian besar penahanannya di Negev.

Dia dibebaskan bersama 14 tahanan lainnya minggu lalu, ditinggalkan di sebuah pos pemeriksaan dekat Deir al-Balah di Gaza tengah.

Awalnya, ia mengira perang sudah berakhir, tetapi seorang prajurit mengatakan kepadanya: "Perang tidak akan berakhir sampai kami membunuh kalian semua."

Mereka diperingatkan, siapapun yang melihat ke belakang akan ditembak dan tentara mulai menembak ketika Salem melambat untuk membantu seorang wanita yang dibebaskan.

Mereka akhirnya sampai di Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di Deir al-Balah. 

Ketika ditanya tentang foto yang menjadi viral, Salem mengatakan foto itu diambil saat ia menjalani hukuman selama lima atau enam jam, karena saat itu ia mendengar suara klik kamera.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas