Usai Bunuh Haniyeh di Iran, Israel Malah Disebut Buat Kesalahan Strategis Besar, Ini Alasannya
Tindakan Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Iran justru disebut sebagai suatu kesalahan besar.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis mengumumkan kedatangan sejumlah jet tempur F-22 di Timur Tengah.
Menurut CENTCOM, jet tempur generasi kelima itu dikerahkan untuk “memitigasi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksinya”.
AS sendiri mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan Haniyeh ataupun terlibat dalam pembunuhan itu.
Di samping itu, AS meminta Israel untuk tidak melakukan “eskalasi” dalam konflik di Timur Tengah itu.
AS mengatakan siap melindungi Israel dari serangan-serangan Iran. Negara itu juga akan mengerahkan peralatan militer lainnya di Timur Tengah.
The Times of Israel melaporkan AS juga mengirimkan sekitar dua puluh jet tempur F/A-18 ke sebuah pangkalan militer di Timur Tengah. Jet-jet tempur itu dibawa dengan kapal induk USS Theodore Roosevelt.
F/A-18 dan pesawat pengintai E-2D lepas landas dari kapal itu Teluk Oman dan pada hari Senin telah mendarat di pangkalan militer yang tak disebutkan.
Baca juga: Negosiasi Damai Kembali Digenjot setelah Israel Ngebom Lagi 2 Sekolah di Gaza
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan penambahan militer AS di kawasan itu lantaran AS khawatir akan adanya eskalasi.
(Tribunnews/Febri)