Israel Tak Juga Serang Hizbullah, Gallant Sebut Slogan 'Kemenangan Mutlak' Netanyahu Omong Kosong
Yoav Gallant menyerang Netanyahu saat Tentara Israel didesak untuk segera menyerang Lebanon guna mengusir Hizbullah yang memanfaatkan krisis Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hizbullah membalasnya dengan melepaskan banyak tembakan ke Israel utara dan meluncurkan roket serta drone.
Serangan Hizbullah kerap kali menimbulkan kebakaran di Israel utara. Dilaporkan sudah ada ratusan hektare lahan yang hangus.
Menteri Luar Negeri Israel Kantz mengancam akan menghancurkan Hizbullah dan membuat kerusakan besar di Lebanon jika perang besar meletus.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah membalasnya dengan mengancam akan menginvasi Israel utara jika eskalasi meningkat.
Sirine Berbunyi di Utara
Militer Israel mengaktifkan sirene serangan udara di Israel utara.
Israel mengatakan telah mendeteksi 30 proyektil melintasi perbatasan dari Lebanon, Senin (12/8/2024).
Diberitakan Al Jazeera, Israel mengklaim sejumlah roket jatuh di area terbuka.
Tidak ada korban luka dalam serangan tersebut.
Militer Israel menambahkan, mereka menyerang daerah tempat roket ditembakkan.
"Setelah sirene berbunyi beberapa saat lalu di Israel utara, sekitar 30 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon menuju wilayah Kabri, beberapa di antaranya jatuh di area terbuka," kata IDF, Senin.
"Tidak ada korban luka yang dilaporkan," lanjutnya.
Hizbullah Klaim Tanggung Jawab
Sementara itu, Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Dilansir The Times of Israel, Hizbullah mengklaim menargetkan pangkalan militer.
Hal ini sebagaimana dilaporkan Al Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah.
Serangan itu terjadi di tengah antisipasi serangan balasan oleh Iran dan pasukan proksinya di kawasan itu terhadap Israel, atas pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran akhir bulan lalu.
Baca juga: Pejabat Palestina Ungkap Alasan Iran Belum Serang Israel: Tunggu Lingkaran Perlindungan Tumbang
Pertempuran antara militan Hizbullah di Lebanon dan pasukan Israel di utara telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza akan menyebar.
Perintah Khamenei
Iran akan melaksanakan perintah Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei, untuk "menghukum keras" Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.
"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, Jumat (9/8/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Diketahui, Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran pada 31 Juli 2024, setelah menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh.
Iran pun telah berulang kali bersumpah untuk "menghukum" Israel sejak pembunuhan Ismail Haniyeh itu.
Teheran berjanji akan melakukan pembalasan terhadap Israel, yang memiliki sejarah pembunuhan terhadap musuh di seluruh kawasan, termasuk di Iran.
Israel belum mengklaim atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan itu, yang telah memicu kekhawatiran perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dapat meluas menjadi konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Kekhawatiran itu juga telah dipicu oleh pembunuhan komandan militer tertinggi kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh.
Baca juga: China Dukung Iran Serang Israel, Pengamat: Tiongkok Makin Dekat dengan Kubu Pro-Perlawanan
Update Perang Israel-Hamas
Pasukan Israel menggempur Khan Younis di Gaza selatan saat puluhan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari wilayah timur kota itu tidur di trotoar dan jalan-jalan di tempat lain di daerah kantong itu, tanpa makanan, air atau tempat berlindung.
Hamas mendesak Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir untuk menyerahkan rencana guna melaksanakan usulan gencatan senjata yang diajukan Presiden AS Joe Biden, alih-alih mengadakan "lebih banyak putaran negosiasi" dan membahas usulan baru untuk Gaza.
Angka-angka dari Biro Statistik Pusat Palestina menunjukkan pasukan Israel telah membunuh 1,8 persen penduduk Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Sekitar 75 persen korban berusia di bawah 30 tahun.
Pasukan Israel menewaskan 22 warga Palestina pada Minggu, sehari setelah melancarkan serangan rudal terhadap sekolah al-Tabin di Kota Gaza dan menewaskan lebih dari 100 warga Palestina.
Brigade Qassam Hamas yang bertempur dengan tentara Israel di beberapa lingkungan di kota Rafah, Gaza, mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Lembah Yordan yang menewaskan seorang warga negara Israel.
Baca juga: Momen Langka, AS Umumkan Kirim Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah, Iran Segera Gempur Israel?
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan lebih dari 75.000 orang di Gaza selatan terpaksa mengungsi dalam beberapa hari terakhir setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk Khan Younis dan melancarkan invasi darat ketiga ke kota itu sejak 7 Oktober.
Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, mengatakan blok tersebut harus memasukkan lebih banyak sanksi dalam kebijakannya terhadap Israel setelah dua menteri sayap kanan Israel kembali menyerukan kejahatan perang terhadap Palestina.
Hizbullah mengonfirmasi tewasnya tiga pejuang dalam serangan Israel di Lebanon selatan dan melancarkan serangannya sendiri ke Israel utara.
Pengadilan militer Israel memperpanjang penahanan lima tentara yang dituduh memperkosa beramai-ramai seorang tahanan Palestina hingga Selasa.
Setidaknya 39.790 orang tewas dan 92.002 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober, dan lebih dari 200 orang ditawan.
(oln/shfq/*)