Kepala HAM PBB Volker Turk Kecam Pengambilalihan Kantor HAM PBB di Sanaa oleh Kelompok Houthi
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat semua staf PBB yang saat ini ditahan Houthi di Yaman
Penulis: Muhammad Barir
Kepala HAM PBB Volker Turk Kecam Pengambilalihan Kantor HAM PBB di Sanaa oleh Houthi
TRIBUNNEWS.COM- Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat semua staf PBB yang saat ini ditahan Houthi di Yaman.
PBB mengeluarkan kecaman keras pada hari Selasa sebagai tanggapan atas penyerbuan perwakilannya di ibu kota Yaman oleh Ansar Allah, otoritas de facto Houthi.
Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat semua staf PBB yang saat ini ditahan di Yaman.
Volker Turk menyatakan kekhawatiran yang mendalam atas masuknya paksa ke lokasi PBB, dan menyebutnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap hak istimewa dan kekebalan yang diberikan kepada PBB.
"Memasuki kantor PBB tanpa izin dan menyita dokumen serta harta benda dengan paksa sama sekali tidak sesuai dengan hak istimewa dan kekebalan PBB. Ini juga merupakan serangan serius terhadap kemampuan PBB untuk melaksanakan mandatnya, termasuk berkenaan dengan pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, yang menjadi tugas Kantor saya untuk membelanya," katanya.
Penyerbuan kantor PBB di ibu kota Sanaa terjadi pada tanggal 3 Agustus, ketika delegasi yang dikirim oleh otoritas Ansar Allah memaksa staf nasional PBB untuk menyerahkan barang-barang milik mereka, termasuk dokumen, perabotan, dan kendaraan, serta kunci kantor.
Delegasi tersebut sejak saat itu mempertahankan kendali atas tempat tersebut, meskipun ada seruan berulang kali dari pejabat tinggi PBB agar staf yang ditahan dibebaskan dan properti yang disita dikembalikan.
Insiden ini menyusul penahanan 13 staf PBB oleh Ansar Allah pada tanggal 6-7 Juni, termasuk enam pegawai Kantor Hak Asasi Manusia PBB.
Penahanan ini terjadi bersamaan dengan penangkapan lebih dari 50 pekerja LSM dan seorang staf kedutaan.
Turk mengulangi permohonannya agar staf yang ditahan dibebaskan, sambil mencatat bahwa permohonan sebelumnya tidak dijawab.
"Saya menyesal bahwa semua permohonan kami tidak digubris," katanya.
"Saya mohon sekali lagi, dengan berat hati, agar mereka dibebaskan segera dan tanpa syarat. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan mereka dapat bersatu kembali dengan orang-orang yang mereka cintai sesegera mungkin. Hingga saat itu tiba, otoritas de facto harus memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan penuh rasa hormat terhadap hak asasi manusia mereka dan bahwa mereka dapat menghubungi keluarga dan perwakilan hukum mereka."
Kelompok Houthi Yaman Rebut Kantor HAM PBB di Sanaa, Kata Pejabat PBB
Kelompok Houthi Yaman menyerbu kantor pusat Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di ibu kota, Sanaa, dan menyita dokumen, perabotan, dan kendaraan, kata seorang pejabat senior PBB, Selasa.
Penyitaan tersebut merupakan langkah terbaru dalam tindakan keras yang dilakukan kelompok Houthi terhadap orang-orang yang bekerja untuk PBB, lembaga-lembaga bantuan, dan kedutaan asing.
Tindakan keras tersebut dilakukan saat kelompok yang didukung Iran tersebut telah menargetkan pengiriman barang melalui koridor Laut Merah terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Houthi mengambil alih kantor Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Sanaa pada 3 Agustus, setelah memaksa pekerja PBB Yaman untuk menyerahkan barang-barang, termasuk dokumen, perabotan, dan kendaraan, kata Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan Ansar Allah harus meninggalkan tempat itu dan segera mengembalikan semua aset dan barang-barang," kata Turk, menggunakan nama resmi Houthi.
Seorang juru bicara Houthi tidak membalas panggilan telepon dan pesan yang meminta komentar.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan telah menangguhkan operasi kantor di Sanaa dan wilayah Yaman lainnya yang dikuasai Houthi setelah kampanye penumpasan pada bulan Juni. Namun, kantor itu masih beroperasi di wilayah Yaman yang dikuasai oleh pemerintah yang diakui secara internasional.
Pada bulan Juni, Houthi menahan lebih dari 60 orang yang bekerja dengan PBB dan LSM lainnya, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB.
Di antara para tahanan tersebut terdapat enam pekerja di Kantor Hak Asasi Manusia, yang bergabung dengan dua rekan mereka yang ditahan oleh Houthi pada November 2021 dan Agustus 2023, katanya.
Beberapa hari setelah operasi penangkapan, Houthi mengatakan mereka telah menangkap anggota dari apa yang mereka sebut sebagai “jaringan mata-mata Amerika-Israel.”
Houthi mengeluarkan apa yang mereka sebut sebagai pengakuan yang direkam dalam video oleh 10 warga Yaman, beberapa di antaranya mengatakan mereka direkrut oleh Kedutaan Besar AS di Yaman.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan salah satu stafnya yang ditahan sebelumnya muncul dalam sebuah video di mana ia dipaksa untuk mengakui tuduhan, termasuk spionase, kata kantor tersebut.
SUMBER: Anadolu Ajansi, Al Arabiya