Populer Internasional: Curhat Kasum IDF Lawan Hamas, Mohajer-10 yang Bisa Ratakan Bangunan Israel
Kabar populer di kanal internasional dalam sehari terakhir, mulai dari Kasum IDF curhat belum bisa kalahkan Hamas hingga drone baru Iran Mohajer-10
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kabar populer di kanal internasional dalam sehari terakhir terangkum dalam berita ini.
Konflik di Timur Tengah masih menjadi topik hangat yang banyak dibaca oleh Tribunners.
Mulai dari berita Herzi Halevi yang merupakan Kepala Staf Umum (Kasum) IDF mengakui rapor statis pasukannya dalam agresi militer di Gaza.
Sudah 11 bulan lamanya pasukan IDF belum mencapai target mereka melawan Hamas.
Kemudian Iran kemungkinan akan menunda serangan balasan ke Israel secara langsung jika Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.
Pesan ini disampaikan oleh tiga pejabat senior Iran mengenai satu-satunya cara yang dapat menunda tanggapan langsung Iran terhadap Israel untuk membalas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024) lalu.
Populer selanjutnya adalah IDF menyebut jet tempur Israel jatuh karena kerusakan teknis.
Waweya mengatakan di platform “X” kalau pesawat itu jatuh di wilayah laut lepas pantai Palmahim.
Hingga berita Iran pamer drone baru lewat perilisan pesawat tanpa awak jarak jauh Mohajer-10.
Mengutip dari Al Mayadeen, Mohajer-10 secara perdana di pamerkan pemerintah Iran dalam ajang pameran pertahanan di Rusia selama sepekan kedepan.
Sebelum mencuat ke publik, Mohajer-10 sempat diperkenalkan oleh Kementerian Pertahanan Iran pada Agustus 2023, tepatnya pada ajang konferensi pers Hari Industri Pertahanan.
Baca juga: Donald Trump Sudah Memohon ke Netanyahu untuk Akhiri Perang Gaza di Juli Lalu: Harus Diakhiri
Berikut rangkuman berita populer internasional dalam sehari terakhir:
1. Curhat Kepala Staf IDF Belum Menang di Gaza
Kepala Staf Umum Pasukan Israel (IDF), Herzi Halevi memberikan pernyataan terkait situasi agresi militer IDF di Jalur Gaza yang sudah berlangsung 11 bulan sejak 7 Oktober 2023 silam.
Herzi Halevi mengakui, hingga kini IDF belum mencapai target perang yang mereka tetapkan, membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza dan memberangus gerakan perlawanan Palestina, Hamas.