Heboh Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter, Petugas Medis di India Kini Hidup dalam Ketakutan
Seorang dokter yang menggelar aksi unjuk rasa atas kasus pembunuhan dan pemerkosaan rekan dokternya, mengatakan ia hidup dalam ketakutan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan dokter dan staf medis berunjuk rasa di jalan-jalan Delhi akhir pekan ini, sebagai bentuk protes atas pembunuhan dan pemerkosaan dokter berusia 31 tahun.
Dilaporkan Sky News, aksi unjuk rasa itu mengakibatkan pemogokan selama 24 jam di semua rumah sakit pemerintah.
Asosiasi Medis India, yang memiliki lebih dari 1.700 cabang dan beranggotakan 350.000 dokter, menyerukan pemogokan dari jam 6 pagi pada hari Sabtu (17/8/2024) hingga jam 6 pagi pada hari Minggu.
Ini adalah aksi pemogokan terbesar yang dilakukan oleh para dokter India dalam satu dekade, yang berarti semua layanan, kecuali perawatan darurat, tidak memiliki staf.
Jumlah staf yang terlibat dilaporkan sekitar satu juta orang.
Dr Smita Malhotra, seorang dokter anak yang turut serta dalam aksi protes di Delhi, mengatakan kepada Sky News:
"Insiden ini mencerminkan kebusukan dalam masyarakat kita, tentang kurangnya rasa hormat terhadap perempuan dan terhadap profesi itu sendiri."
"Serangan terhadap dokter meningkat dari hari ke hari dan semakin parah."
Kebrutalan kejahatan ini telah menghebohkan semua orang di India.
Dilaporkan sebelumnya pada tanggal 9 Agustus, seorang dokter wanita menjalani shift malam di Rumah Sakit RG Kar di Kolkata, ibu kota negara bagian Benggala Barat.
Keesokan paginya, ia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, dengan tanda kekerasan seksual.
Baca juga: Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Seorang Dokter Magang Picu Protes di India
Ibunya adalah orang terakhir yang berbicara dengannya pada pukul 11.15 malam.
Ketika sang ibu mencoba menelepon putrinya itu di pagi hari, ia tidak mengangkatnya.
Para dokter di rumah sakit itu mulai meminta penyelidikan yang tepat.